Jumat, 18 Maret 2016
Jumat, 29 Januari 2016
LAPORAN ELDAS: TAPIS/FILTER LOLOS RENDAH DAN TAPIS/FILTER LOLOS TINGGI
TAPIS/FILTER LOLOS RENDAH DAN TAPIS/FILTER
LOLOS TINGGI
A. PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Terdapat
berbagai macam rangkaian-rangkaian elektronik yang sangat penting dalam
memfungsikan alat-alat elektronik seperti handpone,
tv, laptop, dan lain sebagainya Salah
satu rangkaian yang terdapat dalam rangkaian elektronik adalah rangkaian tapis/filter.
Sebuah
tapis/filter merupakan sebuah
jaringan yang didesain agar dapat melewatkan isyarat pada daerah frekuensi
tertentu. Daerah frekuensi dimana
isyarat dapat diloloskan disebut pita lolos (pass band) dan daerah frekuensi dimana isyarat ditolak disebut pita
henti (stop band). Filter
dengan pita lolos pada frekuensi rendah disebut filter lolos rendah, sedangkan untuk pita lolos frekuensi tinggi
disebut filter lolos tinggi (Anonim,
2015).
Contoh
penggunaan filter ini adalah pada
aplikasi audio, yaitu pada peredam
frekuensi tinggi (yang biasa digunakan pada tweeter)
sebelum masuk speaker bass atau subwoofer (frekuensi rendah). Contoh
aplikasi low-pass filter pada sinyal
digital adalah memperhalus gambar dengan Gaussian blor (Toifur, 2005). High-pass filter memiliki banyak
aplikasi. Diantaranya digunakan sebagai bagian dari crossover audio untuk mengarahkan frekuensi tinggi ke tweeter sementara pelemahan sinyal bass yang dapat menggangu, atau
kerusakan, pembicara (Sutanto, 1994).
Berdasarkan
teori diatas, kita belum mengetahui bagaimana rangkaian op-amp sebagai
rangkaian filter lolos rendah dan filter lolos tinggi, serta bagaimana
hubungan amplitudo dan fase antara isyarat masukan dengan isyarat keluaran
sebagai fungsi frekuensi. Untuk mengetahuinya, maka dilakukanlah praktikum ini
yang membahas semua itu secara rinci.
2.
Tujuan
Praktikum
Tujuan praktikum
pada percobaan tapis/filter lolos
rendah dan tapis/filter lolos tinggi
adalah sebagai berikut.
a. Menyusun
rangkaian Op-Amp sebagai rangkaian filter
lolos rendah dan filter lolos tinggi.
b.
Mempelajari hubungan amplitudo dan fase
antara isyarat masukan dan isyarat
keluaran
sebagai fungsi frekuensi.
B. LANDASAN TEORI
Pada
rangkaian tapis lolos rendah, untuk frekuensi rendah tegangan keluaran sama
dengan tegangan masukan, akan tetapi pada frekuensi tinggi isyarat keluaran
diperkecil.

Gambar 9.1
Rangkaian RC Tapis Lolos Rendah
Hambatan
R dan reaktansi kapasitor C membentuk pembagi tegangan kompleks. Perbandingan
antara tegangan kompleks Vo dan tegangan masukan kompleks Vt disebut fungsi
alih (Sutrisno, 1986).
Fungsi
rangkaian filter untuk menyaring,
menahan atau melewatkan frekuensi tertentu. Rangkaian filter dapat dibuat dari komponen pasif maupun aktif. LPF (Low Pas Filter) atau filter lolos rendah akan melewatkan
frekuensi rendah atau dengan kata lain low pass filter akan memberikan tegangan
keluaran yang konstan dari DC hingga frekuensi cutoff (frekuensi 0,707 atau frekuensi-3dB) seperti di tunjukan
dalam gambar dibawah ini.

Gambar 9.2
Hubungan Vo dengan Frekuensi

Gambar 9.3
Rangkaian Tapis/Filter Lolos Rendah
(Ahmad, 2007).
Pada dasarnya filter dapat dikelompokan menjadi empat
berdasarkan response (tanggapan)
frekuensinya yaitu filter lolos
rendah/low pass filter (LPF), filter lolos tinggi/high pass filter (HPF), lolos rentang/band pass filter (BPF), filter
tolak rentang/band stop filter (BSF)
atau notch filter. Dengan
memanfaatkan rangkaian pembagi tegangan, diperoleh tegangan output-nya adalah Vout
. Untuk filter lolos tinggi: 1). Frekuensi
tinggi (f˃˃) Gain = 1 G = 0 dB, 2).
Frekuensi rendah (f˂˂) Gain = ωRC ,
atau G = -20 log ωRC, 3). Slopenya (untuk f˂˂) adalah -6 dB/oktaf atau -20 dB/decade ( Wijaya, 2012).

Untuk filter lolos tinggi pada frekuensi
rendah tegangan keluaran diperkecil, sedangkan pada frekuensi tinggi tegangan
keluaran sama besar dengan tegangan masukan.
Tegangan keluaran
diambil pada R

Gambar 9.4 Rangkaian Sederhana Filter Lolos Tinggi



(Yohandri, 2009).
C. METODE PRAKTIKUM
1.
Alat
dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan pada percobaan tapis/filter lolos rendah dan tapis/filter
lolos tinggi dapat dilihat pada Tabel 9.1 berikut.
Tabel 9.1 Alat
dan Bahan Percobaan Tapis/Filter
Lolos Rendah dan Tapis/Filter Lolos
Tinggi
No.
|
Nama
Alat dan Bahan
|
Fungsi
|
1.
|
Resistor: 20 kΩ, 12 kΩ, 6,8 kΩ
|
Sebagai penghambat
|
2.
|
2 Buah Kapasitor : 0,01 μF dan
1 μF
|
Untuk menyimpan muatan listrik
|
3.
|
IC Op-Amp: μA741
|
Sebagai penguat tegangan
|
4.
|
Osiloskop
|
Menampilkan
isyarat masukan dan keluaran gelombang
|
5.
|
Pembangkit Isyarat AC (Function Generator-FG)
|
Sebagai pembangkit isyarat
gelombang
|
6.
|
Pencatu Daya: ±12
V DC
|
Sebagai sumber arus listrik
|
7.
|
Papan Rangkaian
|
Sebagai tempat rangkaian
|
8.
|
Kabel Penghubung
|
Untuk menghubungkan rangkaian
|
9.
|
Probe
|
Menghubungkan Catu daya atau FG
pada rangkaian.
|
10.
|
Ground
|
Untuk mentanahkan rangkaian
|
2.
Prosedur
Kerja
Prosedur
kerja pada percobaan tapis/filter
lolos rendah dan tapis/filter lolos
tinggi ini adalah sebagai berikut.
a.
Menyusun
rangkaian Op-Amp filter lolos rendah
dan filter lolos tinggi seperti
terlihat pada gambar 9.1 dan gambar 9.2.
Pencatu daya µA741 dibuat dengan memasang dua baterai atau sumber DC
variabel.

Gambar
9.5 Rangkaian Op-Amp sebagai Filter
Lolos Rendah

Gambar 9.6 Rangkaian Op-Amp
sebagai Filter Lolos Tinggi
b.
Pada
Rangkaian Op-Amp sebagai filter lolos rendah, Dengan menggunakan FG, mengatur
frekuensi isyarat sinusoida masukan v1 500 Hz dengan amplitudo 2
Vp-p. Menghubungkan isyarat masukan ke
Ch. 1 osiloskop dan isyarat keluaran ke Ch. 2.
Pembacaan pada osiloskop adalah V1=............ Vp-p. AV = Beda fase antara isyarat
masukan dan keluaran f
= ................................ 0.
Tampilan isyarat masukan dan keluaran yang ada di osiloskop adalah (membuat
satu gelombang saja):
|

c.
Mengulangi
langkah b (tanpa menggambar sketsa) untuk beberapa frekuensi lain dan melengkapi
tabel.
d.
Pada
Rangkaian Op-Amp sebagai filter lolos
tinggi, dengan menggunakan FG, mengatur frekuensi isyarat sinusoida masukan Vi
5 kHz dengan amplitudo 2 Vp-p. Menghubungkan
isyarat masukan ke Ch.1 osiloskop dan isyarat keluaran ke Ch.2. Pembacaan pada osiloskop adalah Vi
= ................. Vp-p.
Vo
= ................... Vp-p. AV = ................. . Beda fase antara isyarat masukan dan
keluaran f = 0. Tampilkan isyarat masukan dan keluaran yang
ada di osiloskop adalah (buat satu gelombang saja):
|

e. Mengulangi langkah d (tanpa
menggambar sketsa) untuk beberapa frekuensi lain dan melengkapi tabel.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
a.
Data
Pengamatan
1)
Filter Lolos Rendah
Data
pengamatan pada percobaan filter
lolos rendah dapat dilihat pada Tabel 9.2 berikut.
Tabel 9.2 Data Pengamatan pada Filter Lolos Rendah
No.
|
Frekuensi (Hz)
|
Vin (volt)
|
Vout (volt)
|
1.
|
100
|
10,60
|
10,60
|
2.
|
300
|
10,60
|
10,60
|
3.
|
500
|
10,60
|
10,40
|
Hasil pengamatan yang ditampilkan berupa
bentuk gelombang pada layar osiloskop dimana harga frekuensinya divariasikan
dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar
9.7 Gelombang Masukan dan Gelombang Keluaran pada Frekuensi Masukan 100 Hz
Keterangan:
Garis
kuning (gelombang masukan), Vin = 10,60 V
Garis biru
(gelombang keluaran), Vout = 10,60 V

Gambar 9.8
Gelombang Masukan dan Gelombang Keluaran pada Frekuensi Masukan 300 Hz
Keterangan:
Garis
kuning (gelombang masukan), Vin = 10,60 V
Garis
biru (gelombang keluaran), Vout = 10,60 V

Gambar 9.9
Gelombang Masukan dan Gelombang Keluaran pada Frekuensi Masukan 500 Hz
Keterangan:
Garis
kuning (gelombang masukan), Vin = 10,60 V
Garis
biru (gelombang keluaran), Vout = 10,40 V
2)
Filter Lolos Tinggi
Data
pengamatan pada prcobaan filter lolos
tinggi dapat dilihat pada Tabel 9.3 berikut.
Tabel 9.3 Data Pengamatan pada Filter Lolos Tinggi
No.
|
Frekuensi (Hz)
|
Vin (volt)
|
Vout (volt)
|
1.
|
100
|
10,40
|
10,40
|
2.
|
500
|
10,40
|
10,40
|
3.
|
5000
|
10,40
|
10,40
|
4.
|
10000
|
10,20
|
10,20
|
Hasil
pengamatan yang ditampilkan berupa bentuk gelombang pada layar osiloskop dimana
harga frekuensinya divariasikan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar
9.10 Gelombang Masukan dan Gelombang Keluaran pada Frekuensi Masukan 100 Hz
Keterangan:
Garis
kuning (gelombang masukan), Vin = 10,40 V
Garis
biru (gelombang keluaran), Vout = 10,40 V

Gambar 9.11
Gelombang Masukan dan Gelombang Keluaran pada Frekuensi Masukan 500 Hz
Keterangan:
Garis
kuning (gelombang masukan), Vin = 10,40 V
Garis
biru (gelombang keluaran), Vout = 10,40 V

Gambar 9.12
Gelombang Masukan dan Gelombang Keluaran pada Frekuensi Masukan 5000 Hz
Keterangan:
Garis
kuning (gelombang masukan), Vin = 10,40 V
Garis
biru (gelombang keluaran), Vout = 10,40 V

Gambar 9.13
Gelombang Masukan dan Gelombang Keluaran pada Frekuensi Masukan 10000 Hz
Keterangan:
Garis
kuning (gelombang masukan), Vin = 10,20 V
Garis
biru (gelombang keluaran), Vout = 10,20 V
b.
Analisis
Data
1)
Filter
Lolos Rendah
a)
Secara
Teori
Diketahui: R1 = 6.8 kΩ
R2 = 12 kΩ
Ditanyakan: AV = .... ?
Penyelesaian:
AV 


= 1 + 0,566
= 1,566 kali
b)
Secara
Praktek
Untuk frekuensi masukan 100 Hz
Diketahui: Vin = 5,52 Volt
Vout =
40,8 Volt
Ditanyakan: AV =
.... ?
Penyelesaian:
AV 


= 1
kali

Dengan cara yang sama untuk data yang
lain dapat dilihat pada Tabel 9.4 berikut.
Tabel 9.4 Analisis Data pada Tapis/Filter Lolos Rendah
No.
|
Frekuensi Masukan (Hz)
|
Vin (Volt)
|
Vout (Volt)
|
AV (Kali)
|
1.
|
100
|
10,60
|
10,60
|
1
|
2.
|
300
|
10,60
|
10,60
|
1
|
3.
|
500
|
10,60
|
10,40
|
0,98
|
2)
Filter
Lolos Tinggi
a)
Secara
Teori
Diketahui: R1 = 6,8 kΩ
R2 = 12 kΩ
Ditanyakan: AV = .... ?
Penyelesaian:
AV 


= 1 + 0,566
= 1,566 kali
b)
Secara
Praktek
Untuk frekuensi masukan 100 Hz
Diketahui: Vin =10,40 Volt
Vout =
10,40 Volt
Ditanyakan: AV =
.... ?
Penyelesaian:
AV 


= 1
kali

Dengan cara yang sama untuk data yang
lain dapat dilihat pada Tabel 9.5 berikut.
Tabel 9.5 Analisis Data pada Tapis/Filter Lolos Tinggi
No.
|
Frekuensi Masukan (Hz)
|
Vin
(volt)
|
VOut
(volt)
|
Av
(kali)
|
1.
|
100
|
10,40
|
10,40
|
1
|
2.
|
500
|
10,40
|
10,40
|
1
|
3.
|
5000
|
10,40
|
10,40
|
1
|
4.
|
10000
|
10,20
|
10,20
|
1
|
2.
Pembahasan
Tapis
lolos rendah yaitu sebuah filter yang
digunakan untuk meloloskan sinyal berfrekuensi rendah dan meredam sinyal
berfrekuensi tinggi. Filter lolos
tinggi yaitu jenis filter yang melewatkan sinyal frekuensi
tinggi dan meredam sinyal berfrekuensi rendah.
Data pengamatan pada filter lolos rendah menggunakan
frekuensi 100 Hz, 300 Hz dan 500 Hz. Vin
dan Vout yang dihasilkan pada
masing-masing frekuensi sama, yaitu 10,60 Volt. Data pengamatan pada filter lolos tinggi, mengunakan
frekuensi 100 Hz, 500 Hz, 5000 Hz dan 10000 Hz. Vin dan Vout yang
dihasilkan pada frekuensi 100 Hz, 500 Hz dan 5000 Hz sama, yaitu 10,40 volt.
Sedangkan pada frekuensi 10000 Hz Vin
dan Vout yang dihasilkan yaitu 10,20
Volt.
Analisis data untuk filter lolos rendah dan filter lolos tinggi,untuk tegangan
penguatan secara teori yaitu 1,566 kali. Tegangan penguatan secara praktek
untuk filter lolos rendah pada
frekuensi 100 Hz, 300 Hz dan 500 Hz secara berturut-turut 1 kali, 1 kali dan
0,98 kali. Tegangan penguatan secara praktek pada filter lolos tinggi pada frekuensi 100 Hz, 500 Hz, 5000 Hz dan
10000 Hz masing-masing adalah 1 kali.
Pada filter lolos rendah, gelombang masukan dan gelombang keluaran pada
frekuensi 100 Hz, 300 Hz dan 500 Hz bentuknya hampir sama namun ada
perbedaan-perbedaan dari setiap frekuensi. Begitu pula pada filter lolos tinggi, gelombang masukan
dan gelombang keluaran pada frekuensi 100 Hz, 500 Hz, 5000 Hz dan 10000 Hz juga
berbeda, gelombang masukan pada filter lolos tinggi untuk setiap frekuensi
adalah berbentuk sinusoidal. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan
gelombang ini yaitu karena frekuensinya berbeda-beda.
Hubungan antara frekuensi terhadap
tegangan masukan dan tegangan keluaran secara teori pada tapis lolos rendah
yaitu semakin tinggi frekuensi maka tegangan masukan semakin besar dan tegangan
keluaran semakin kecil. Sedangkan
hubungan antara frekuensi terhadap tegangan masukan dan tegangan
keluaran secara teori pada tapis lolos tinggi yaitu semakin besar frekuensi
maka tegangan masukan semakin kecil dan tegangan keluaran semakin besar. Namun,
secara praktek diperoleh tegangan masukan dan tegangan keluaran sebanding atau
sama besar. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kerusakan alat yang digunakan
pada saat melakukan pengukuran atau terjadi kesalahan pengukuran.
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
a. Rangkaian
filter lolos rendah terdiri dari dua
buah resistor yang dipasang secara seri dengan sumber sinyal dan sebuah
kapasitor dipasang secara paralel dengan sumber sinyal sehingga mampu
melewatkan frekuensi rendah dan meredam frekuensi tinggi. Rangkaian filter lolos tinggi terdiri dari
kapasitor yang terhubung secara paralel dengan resistor sehingga mampu
melewatkan frekuensi tinggi dan meredam frekuensi rendah.
b. Frekuensi
pada filter lolos rendah berbanding
terbalik dengan besarnya amplitudo yang dihasilkan dan berbanding lurus dengan
besarnya penguatan.
Frekuensi pada filter lolos tinggi
juga berbanding terbalik dengan besarnya amplitudo yang dihasilkan dan
berbanding lurus dengan besarnya penguatan.
2. Saran
Saran
yang dapat kami sampaikan pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
a.
Untuk pengelola laboratorium, agar memperbaiki
atau mengganti alat-alat laboratorium yang sudah rusak.
b.
Untuk asisten, agar ditingkatkan lagi
cara menjelaskannya pada saat membimbing.
c.
Untuk praktikan, agar tetap menjaga kekompakan
dan menjaga kerapian alat-alat di laboratorium setelah melakukan praktikum.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad,
Jayadin. 2007. Eldas. http://ftp.gunadarma.ac.id/handouts/S1-Sistem
Komputer/Pengetahuan Komponen komputer/eldas.pdf. Diakses
pada Tanggal 15 Mei 2015.
Anonim. 2015. Penuntun Praktikum Elektronika Dasar.
Universitas Halu Oleo. Kendari.
Sutanto. 1994. Rangkaian Elektronika. Universitas Indonesia. Jakarta.
Sutrisno. 1986. Elektronika Jilid 1. Penerbit ITB.
Bandung.
Toifur, 2005. Indonesian Journal of Materials Science.[pdf].
http://jusami.
batan.go.id/terbitan-lalu-detail-materi.php?thn=2005id=48.Diakses pada Tanggal
15 Mei 2015.
Wijaya,
Sastra Kusuma. 2012. Diktat Elektronika I.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Yohandri.
2009. Rangkaian Peredam Sinyal (Filter).
http://andipiliang.
files.wordpress.com/2013/05/lecture4.pdf. Diakses pada tanggal 15 Mei
2015.
Langganan:
Postingan (Atom)