TRANSISTOR SEBAGAI PENGUAT
A.
Pendahuluan
1.
Latar Belakang
Walter
H. bratain dan John Barden pada akhir desember 1947 di bell telephone laboratories berhasil
menciptakan suatu komponen yang memepunyai sifat menguatkan yaitu yang disebut
dengan transistor. Dimana transistor merupakan komponen elektronika yang
befungsi sebagai pengut arus, stabilisaai, penyaklaran dan lain-lain. Dalam
adaptor transistor berfungsi sebagai stabilizer, untuk penyetabil arus yang
keluar dari blok filter. Keuntungan komponen transistor ini dibanding dengan pendahulunya
yakni tabung hampa, adalah ukuran fisiknya yang sangat kecil dan ringan. Bahkan
dengan tekonologi sekarang ini ratusan ribu transistor dapat dibuat dalam satu
keeping silikon
(Arafh dan Ikhfan, 2012).
Kita
belum mengetahui bagaimana cara kerja rangkaian bias transistor common emitter,
bagaimana cara membuat grafik cirri keluaran transistor serta bagaimana cara
menetukan besar penguatan transistor pada rangkaian common emitter.
Karena
dirasa penting untuk mengetahui itu semua, maka dilakukanlah praktikum ini yang
membahas tentang semua itu.
2.
Tujuan
Tujuan
pada praktikum ini adalah sebagi berikut.
a. Dapat Memahami cara kerja rangkaian bias transistor common emitter.
b. Dapat Membuat grafik ciri keluaran transistor.
c.
Dapat Menentukan besar penguatan
transistor pada rangkaian common
emitter.
B. KAJIAN TEORI
Penguat
emitor ditanahkan juga mempunyai karakter sebagai penguat tegangan. Rangkaian
penguat common emitter adalah yang paling banyak digunakan karena memiliki sifat menguatkan
tegangan puncak amplitudo dari sinyal masukan. Penguat emitter ditanahkan mempunyai impedansi
masukan 1/1-
kali lebih besar dari penguat basis ditanahkan
dan impedansi keluaran transistor (1-
) lebih kecil dari
penguat basis ditanahkan (Sriwidodo, 2012).


Transistor NPN dan
transistor PNP merupakan transistor yang terbuat dari semikonduktor tipe P dan
semikonduktor tipe N. Pada transistor tipe ini nilai pergerakan dari
elektronnya akan lebih tinggi dibandingkan dengan pergerakan muatan positifnya,
sehingga akan memungkinkan sistem beroperasi dengan arus yang besar dan pada
kecepatan yang besar. Arus pada basis akan dikuatkan oleh kolektor. Jadi
transistor NPN akan memasuki daerah aktif ketika tegangan yang berada pada
basis lebih tinggi dari pada emitor dan menuju keluar yang menunjukan arah arus
konvensional, saat alat mendapat panjar maju (Aditya, 2012).
|
|


|
||||||||||||
|
||||||||||||
|
||||||||||||
|
||||||||||||
|
|
Gambar
3.1 Transistor Tipe NPN dan PNP
Transistor mempunyai dua persambungan satu antara
emitter dan basis yang lain antara basis dan kolektor. Sehubungan dengan ini,
suatu transistor dapat dipandang sebagai dua diode yang dalam hubungan saling
membelakang. Dalam gambaran ini diode sebelah kiri disebut diode emitter-basis atau
singkatnya diode emitter. Diode sebelah kanan disebut diode kolektor-kolektor atau secara
singkat diode kolektor (Frenzel, 2010).
C. METODE PRAKTIKUM
1. Alat
dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah sebagaimana terlihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1 Alat dan Bahan
Transistor Sebagai Penguat
No.
|
Alat
dan Bahan
|
Fungsi
|
1.
|
Transistor NPN
|
Sebagai penguat.
|
2.
|
Multimeter
|
Mengukur hambatan, kuat arus, dan tegangan
listrik.
|
3.
|
Osiloskop
|
Melihat tampilan gelombang
|
4.
|
Signal generator
|
Pengatur isyarat masukan gelombang
|
5.
|
Papan rangkaian
|
Tempat merangkai komponen-komponen
elektronika.
|
6.
|
Kawat email
|
Sebagai penghubung komponen
|
7.
|
Resistor
|
Sebagai hambatan listrik
|
8.
|
Kapasitor
|
Menyimpan muatan
|
9.
|
Catu daya
|
Sumber tegangan
|
10.
|
Potensiometer
|
Sebagai hambatan variabel
|
2.
Prosedur Kerja
a. Bias Transistor
Prosedur kerja pada percobaan bias transistor ini adalah sebagai berikut.
1) Mengambil resistor dengan nilai-nilai resistor yang sesuai di kotak
eksperimen. Menyusun rangkaian seperti Gambar 3.2 berikut.

Gambar 3.2 Penentuan Keadaan
Operasi Transistor
2) Mengatur potensiometer pada posisi nilai resistansi yang paling kecil.
3) Mengukur arus IC yang mengalir pada RC dan
tegangan VCE dan VBE. Mengukur juga resistansi dari
potensiometer.
4) Mengulangi langkah c dengan mengatur potensiometer (memutar
potensiometer hingga tampak adanya perubahan arus IC dan tegangan VCE
dan VBE).
5) Membandingkan hasil yang diperoleh dari pengukuran langsung dengan perhitungan
menggunakan rumus untuk IC dan VBE.
6) Membuat kurva hubungan antara IC dan VCE dan
mementukan titik operasi (d) rangkaian penguat tersebut.
b. Common Emitter
Prosedur
kerja pada percobaan bias transistor ini adalah sebagai berikut.
1) Memasang rangkaian sebelum memasang kapasitor, mengatur potensiometer VR
agar VCE =
VCC, pada keadaan ini menghitung
arus IC dengan mengukur beda tegangan kedua
ujung RC.

2) Memasang kapasitor pada rangkaian dan memberikan masukan isyarat
sinusoidal dengan frekuensi 1 kHz dan mengatur tegangan isyarat masukan agar
isyarat keluaran tidak cacat bentuknya. Mengukur tegangan keluaran Vo
dan isyarat masukan Vi dengan osiloskop. Memasang RL = 1
k pada keluaran dan mengukur Vo, Vi dan mengamati bentuk
isyarat.
3) Melepaskan pembangkit isyarat dan mengubah potensiometer hingga
transistor tepat akan mulai pada keadaan saturasi yaitu VCE
0. Mengukur nilai VCE
, IC, IB, dan VBE. Menghubungkan dengan
pembangkit isyarat Vs (1 kHz 5 mV Vpp) dan mengamati
bentuk keluarannya. Titik q akan tetap, dan bila IB
I saturasi. Pada
keadaan ini transistor dikatakan dalam keadaan Hard on. Mengukur nilai VCE,
IC, dan VBE . menghubungkan dengan pembangkit isyarat (1 kHz 5 mV Vpp) dan mengamati isyarat keluarannya.


4) Melepaskan pembangkit isyarat, mengatur VR hingga VCE
= 12 Volt. Mengukur IB, VBB, dan IC. Keadaan
seperti ini dinamakan transistor dalam keadaan cut off. Arus IC
0. Menghubungkan dengan pembangkit isyarat (1 kHz 5 mV Vpp) dan mengamati bentuk isyarat keluarannya.

5) Mengukur tegangan masukan dan tegangan keluaran transistor untuk setiap
variasi VR, kemudian menentukan penguat tegangan transistor.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
a.
Data Pengamatan
1) Bias Transistor
Data
pengamatan pada percobaan bias transistor ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut.
Tabel 3.2 Pengamatan Bias
Transistor
No.
|
RV (Ω)
|
IC (A)
|
VCE (V)
|
RC (Ω)
|
1.
|
1,1
|
2,4
![]() |
1,28
|
RC = 0,4
|
2.
|
7,7
|
2,7
![]() |
1,66
|
RE = 5,0
|
3.
|
15,9
|
1,6
![]() |
1,94
|
Ri = 166,5
|
2) Common Emitter
Data
pengamatan pada common emitter adalah sebagai berikut.
VCC = 6 Volt
Vout = 10 Volt
Vin = 460 Volt
b.
Analisis Data
1) Common Emitter
Dik : VCC = 6 Volt
Vout
= 10 Volt
Vin = 460 Volt
Dit : VA = .........?
Penye :



2)
Menentukan Keadaan Operasi
Transistor
VCC
= VCE + ICRC + IERE
6 =
IE . 166500

6 =
+ 12
IE (166500)


6 = 13,28
IE (166500)

IE = 

=
A

2.
Pembahasan
Transistor
merupakan komponen monokristal semikonduktor dimana dalam komponen terdapat dua
pertemuan antara P-N sehingga dapat dibuat dua rangkaian yaitu P-N-P dan N-P-N.
Seperti kita ketahui bahwa transistor merupakan komponen yang dapat memperbesar
level sinyal keluaran sampai beberapa kali sinyal masukan. Kelebihan dari
transistor penguat tidak hanya menguatkan sinyal, tapi transisor ini juga bisa
digunakan untuk penguat arus, penguat tegangan, dan penguat daya. Agar suatu
transistor sebagai penguat dapat bekerja secara optimal, maka harus dibutuhkan
titik penguat transistor dan juga harus sama dengan yang ditentukan oleh garis
beban AC/DC.
Pada percobaan ini
dilakukan dua pengamatan yaitu pada penentuan bias transistor dan pengamatan
pada transistor common emitter. Pada pengamatan bias transistor diperoleh hasil pembacaan pada
multimeter yaitu pada saat RV = 1,1 Ω diperoleh nilai IC = 2,4 A, VCE = 1,28 V dan RC = 0,4 Ω. Pada saat RV sebesar 7,7 Ω diperoleh
nilai IC , VCE, dan RE adalah 2,7 A, 1,66 V, dan 5,0 Ω. Pada saat RV sebesar 15,9 Ω diperoleh nilai IC , VCE, dan Ri adalah 1,6 A, 1,94 V, dan 166,5 Ω
Berdasarkan data
yang diperoleh maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi hambatan yang dipasang
pada potensiometer, maka semakin tinggi pula arus IC yang diperoleh
begitu pula VCE nya. Adapun kesalahan yang terjadi pada pengamatan
bisa disebabkan kurangnya ketelitian praktikan, kesalahan pembacaan multimeter
dan potensiometer.
Pengamatan
selanjutnya adalah menentukan besar penguatan pada transistor. Melalui hasil
pengukuran diperoleh nilai tegangan masukan (Vin) sebesar 460 mV, sedangkan nilai tegangan keluaran (Vout)
sebesar 10 V dan dengan demikian diperoleh besar penguatan pada
transistor sebesar 21,739 kali. Hal ini sesuai dengan teori yang ada dimana
transistor berfungsi sebagai penguat.
Berdasarkan grafik hubungan kaua arus dan tegangan dapat dilihat bahwa semakin
besar arus maka tegangannya juga semakin besar, atau grafiknya linear. Namun
pada hasil pengamatan yang dilakukan terjadi kesalahan data yang berkemungkinan
disebabkan oleh kerusakan alat yang digunakan atau yang disebut dengan galat instrument.
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini
adalah sebagai berikut.
a. Penguat common emitter adalah bentuk penguat tegangan, dimana pada kaki emitter di groundkan,
lalu input dimasukan ke basis, dan output diambil pada kaki kolektor.
b. Besar penguatan transistor pada rangkaian common emitter dapat
ditentukan dengan nilai pada tegangan keluaran (Vout) dibagi dengan tegangan masukan
(Vin).
2.
Saran
Saran
yang dapat kami sampaikan pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
a. Untuk pihak laboratorium agar alat yang sudah rusak segera diganti.
b. Untuk pihak asisten agar meningkatkan lagi cara membimbingnya dengan
menyampaikan teori-teori yang berkaitan dengan percobaan.
c. Untuk praktikan agar menjaga suasana laboratorium agar tetap tenang.
DAFTAR PUSTAKA
Adity, Emy. 2012. Transistor. Jurnal Transistor Vol 1. No.1. Surabaya.
Frenzel, L. 2010. Electronic Explained. Elseiver. London.
Marpaung, L.N. 2014. Analisa
rancangan pengontrolan volume pada tangki air dilengkapi dengan indikator LED. Http:// 103.10.169.96/ xmlui/ bits tre am
/hnadle/123456789/5456/3%20artikel.pdf. Diakses tanggal 8 Juni 2015.
Sriwidodo. 2012. Elektronika
Dasar. Salemba Teknika. Jakarta.
Sutrisno. 1986. Elektronika
1. Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
Warsito, S. 1992. Data
Sheet Book 1. PT. Elekmedia Komputindo.
Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar