Jumat, 29 Januari 2016

LAPORAN ELDAS: RANGKAIAN SERI PARALEL DAN ARUS TRANSIEN



RANGKAIAN SERI PARALEL DAN ARUS TRANSIEN
A.  PENDAHULUAN
1.    Latar Belakang
Pada umumnya rangkaian dalam sebuah alat listrik terdiri dari banyak jenis komponen yang terangkai secara tidak sederhana, akan tetapi untuk mempermudah mempelajarinya biasanya jenis rangkaian itu biasa dikelompokkan dalam rangkaian seri dan rangkaian paralel (Yasmanrianto, 2012).
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk mengatur jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. resistor bersifat resistif dan umumnya terbuat dari karbon. Satuan resistansi dari suatu resistor disebut Ohm. Pada pemasangan resistor, dibagi menjadi dua bagian yaitu pemasangan seri dan parallel. Pada rangkaian seri, kedua resistor haruslah membaca arus yang sama. Sehingga dalam hukum Ohm, jika resistor harus dijumlahkan untuk mendapatkan tegangan total pada rangkaian. selain itu, hambatan total pada rangkaian juga merupakan jumlah-jumlah dari hambatan yang dipasang secara seri.
Sedangkan pada resistor paralel, berlaku hokum Kirchoff yaitu menyatakan bahwa 1 masuk sama dengan 1 keluar pada rangkaian. dengan menggunakan hukum Kirchoff, I total yang mengalir pada rangkaian adalah penjumlahan I, dan . sedangkan untuk tegangan yang jatuh pada kedua resistor adalah sama besar (Oktafiana, 2014).
Berdasarkan teori atau konsep dasar ini kita telah memahami konsep dasar rangkaian seri-paralel, namun kita belum mengetahui bagaimana cara menentukan nilai resistansi resistor berdasarkan kode warna dan pengukuran dengan multimeter serta bagaimana cara membandingkan besar arus dan beda potensial pada masing-masing resistor dalam rangkaian seri dan rangkaian paralel. Karena dianggap penting untuk mengetahuinya itu semua, maka dilakukanlah praktikum rangkaian seri paralel dan arus transien.

2.    Tujuan
Tujuan pada praktikum pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
a.    Dapat memahami konsep dasar rangkaian seri-paralel.
b.    Dapat menentukan nilai resistansi resistor berdasarkan kode warna dan pengukuran dengan multimeter.
c.    Dapat membandingkan besar arus dan beda potensial pada masing-masing resistor dalam rangkaian seri dan rangkain parallel.





B.  LANDASAN TEORI
Rangkaian seri resistor adalah rangkain yang terdiri dari 2 atau lebih resistor yang disusun secara berurutan, hambatan yang satu berada dibelakang hambatan lain. Pada rangkain resistor seri, semua resistor dialiri arus listrik dengan nilai yang sama. Tegangan pada rangkaian resistor seri adalah berbeda tergantung nilai resistor yang dipasang. Hambatan yang disusun seri dapat dijadikan menjadi 1 hambatan, yang disebut hambatan pengganti.
Gambar 1.1 Resistor Rangkain Seri

Dari gambar diatas maka dapat diperoleh nilai resistor penggantinya () sebagai berikut :
=  + +    atau  =  + +  ….
Keterangan:
Rp = hambatan pengganti (Ohm)
R1 = hambatan ke-1
R2 = hambatan ke-2
R3 = hambatan ke-3
Rn = hambatan ke-n

Pada rangkaian resistor paralel arus yang mengalir pada tiap resistor berbeda  sesuai denagn nilai resistansi yang terpasang. Pada rangkaian resistor  parallel besarnya tegangan pada setiap resistor adalah sama. Rangkaian parallel adalah rangkain yang terdiri dari 2 atau lebih hambatan disusun secara bertingkat.
Gambar 1.2 Resistor Rangkaian Paralel

Seperti halnya rangkaian seri, rangkaian paralel dapat juga dijadikan menjadi 1 yang disebut hambatan pengganti yang besarnya:
 =  +  +  + .... +
 (Anonim, 2011).
Misalkan dibagian rangkaian kita jumpai kombinasi dari dua resistor seperti pada gambar 1.3 berikut.
Gambar 1.3 Dua Resistor Secara Seri

Resistor ini dikatakan secara seri, dua seperti yang ditunjukkan adalah memungkinkan dapat dipertimbangkan salah satu resistor setara. Untuk menamakan resistor setara, kita menggunakan peristiwa kekekalan energi sehingga  + yang menggunakan hokum Ohm, menjadi :
     =      +                  =  +
Persamaan ini mudah diperluas untuk kasus beberapa resistor  ,  …..  dalam rangkaian seri :
=  +  + .... +
  Gambar 1.4 Dua Resistor Secara Paralel
Resistor ini dikatakan paralel, dan seperti sebelumnya memungkinkan mereka dipertimbangkan sebagai salah satu setara. Untuk mencari resistor setara, kita menggunakan perhitungan peristiwa kekekalan muatan sehingga I =  + . Kemudian kita menggunakan lagi hukum Ohm, dengan perbedaan potensial dititik , dan  adalah sama, sehingga disini kita mendapatkan persamaan menjadi :
 =  +              =  +
Persamanan ini juga mudah diperluas untuk kasus beberapa resistor ,  …..  secara paralel:
 =  +  + .... +
(Sutarno, 2013).
Beberapa resistor dirangkai untuk tujuan tertentu seperti untuk membagi arus (memperkecil arus) ataupun membagi tegangan. Rangkain seri adalah rangkaian yang tidak memiliki percabangan, dimana rangkaian/hambatan totalnya yaitu :
 =  +  +  +  +
(Yasmanrianto, 2012).

C.    METODE PRAKTIKUM
1.    Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan rangkaian seri paralel dan arus transien ini dapat dilihat padaTabel 1.1.
Tabel 1.1 Alat dan Bahan Percobaan Rangkaian Seri Paralel dan Arus Transien
No.
Alat dan Bahan
Kegunaan
1.
Catu daya
Sebagai sumber tegangan
2.
Multimeter
Untuk mengukur arus, tegangan, dan hambatan
3.
Kabel penghubung
Untuk menghubungkan rangkaian listrik
4.
Papan rangkaian
Sebagai tempat untuk merangkai rangkaian
5.
Resistor
Sebagai hambatan arus listrik

2.    Prosedur Kerja
a.    Menentukan nilai resistansi resistor
Prosedur kerja dalam menentukan nilai resistansi resistor adalah sebagai berikut :
1)   Mengambil 9 buah resistor secara acak dari kotak eksperimen.
2)   Menentukan nilai resistansi resistor yang diambil berdasarkan kode warna.
3)   Mengukur resistansi resistor yang diambil menggunakan multimeter dan membandingkan hasil dengan langkah 2.

b.    Rangkaian seri-paralel
Langkah-langkah yang dilakukan pada rangkaian seri-paralel adalah sebagai berikut :
1)   Mengambil beberapa resistor yang telah disiapkan dikotak eksperimen dan menyusun rangkain secara seri.
2)   Sebelum menghubungkan rangkaian dengan catu daya mengukur hambatan total rangkaian (R) menggunakan multimeter
3)   Menghubungkan rangkaian dengan catu daya, mengukur arus , ,  dan , ,  pada masing-masing resistor dengan menggunakan multimeter.
4)   Menyusun rangkaian secara paralel.
5)   Mengukur hambatan total rangkaian (R), arus , , dan  dan tegangan , ,  pada masing-masing resistor.
6)   Menyusun rangkaian secara seri dan paralel.
7)   Melakukan langkah 1-6 untuk variabel nilai R yang lain.
8)   Mencatumkan hasil pengamatan pada tabel pengamatan.

D.  HASIL DAN PEMBAHASAN
1.    Hasil
a.    Data Pengamatan
1)   Menetukan nilai resistansi resistor
Data pengamatan pada percobaan rangkaian seri paralel dan arus transien ini dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut.
Tabel 1.2 Data Pengamatan Nilai Resistansi Resistor
No.
Kode Warna
Resistansi
Nilai Resistansi dengan Multimeter
1.
Jingga, putih, merah, emas
39 x   5%
3,84 Ω
2.
Hijau, coklat, merah, emas
51 x   5%
5,06 Ω
3.
Jingga, jingga, kuning, emas
33 x   5%
337,8 Ω
4.
Merah, merah, coklat, emas
22 x   5%
220,5 Ω
5.
Jingga, putih, coklat, emas
39 x   5%
0,384 kΩ
6.
Merah, hitam, jingga, perak
20 x   10%
19,68 kΩ
7.
Biru, abu-abu,kuning, emas
68 x   5%
0,680 MΩ
8.
Jingga, putih, kuning, emas
39 x   5%
0,384 MΩ
9.
Merah, ungu, kuning, emas
27 x   5%
26,1 kΩ

2)   Rangkaian seri paralel
Data pengamatan pada prcobaan rangkaian seri paralel dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut :
Tabel 1.3 Data Pengamatan Rangkaian Seri Paralel
No.
Rangkaian
RT (Ω)
I (Ampere)
V (Volt)
I1
I2
I3
Itot
V1
V2
V3
Vtot
1.
Seri
5,68x103
3x10-4
0
0
4x10-4
2,668
2,115
2,202
2,965
2.
Paralel
1,369x102
8x10-5
8x10-5
8x10-5
8x10-5
2,978
0,068
2,960
0,980
3.
Seri- Paralel
5,21x103
2x10-5
2x10-5
2x10-5
2,4x10-5
2,925
0,081
0,081
3,007

b.   Analisis Data
1)   Menentukan nilai resistansi yang sebenarnya
a)    Kode warna jingga, putih, merah, emas.
Resistansi yang sebenarnya
= AB x   D
= 39 x   5%
= 3900 x
= 195 Ω
= 3900 – 195 Ω  s/d 3900 + 195 Ω
= 3705 s/d 4095 Ω


Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut
Tabel 1.4 Nilai Resistansi yang Sebenarnya
No.
Kode Warna
Nilai Resistansi
Nilai Resistor yang Sebenarnya
1.
Jingga, putih, merah, emas
39 x   5%
3705 s/d 4095 Ω
2.
Hijau, coklat, merah, emas
51 x   5%
4845 s/d 5355 Ω
3.
Jingga, jingga, kuning, emas
33 x   5%
313500 s/d 346500 Ω
4.
Merah, merah, coklat, emas
22 x   5%
209 s/d 231 Ω
5.
Jingga, putih, coklat, emas
39 x   5%
370,5 s/d 409,5 Ω
6.
Merah, hitam, jingga, perak
20 x   10%
18000 s/d 22000 Ω
7.
Biru, abu-abu,kuning, emas
68 x   5%
646000 s/d 714000 Ω
8.
Jingga, putih, kuning, emas
39 x   5%
370500 s/d 409500 Ω
9.
Merah, ungu, kuning, emas
27 x   5%
256500 s/d 283500 Ω

2)   Menentukan  arus pada rangkaian seri
a)     =  +  +
= 5,68 x  + 1,369 x  + 5,21 x
= 12,259 x  
  I = 
 = 
 = 9883,33 A
3)   Menentukan arus pada rangkaian paralel
a)      =   
=   
=   
=    
= 0,0000267 Ω
b)       I = 
     =
     = 36704,12 A
Eksperimen :
     =  +  +
           = 8 x  + 8 x  + 8 x
            = 24 x
4)   Menetukan tegangan pada rangkaian seri
V = I . R
    =  .
     =  4 x  . 3 x
     = 12 x  Volt
5)   Menetukan tegangan pada rangkaian paralel
V =  .
    =  8 x  . 2,67 x
    = 21,36 x  Volt
6)   Menetukan tegangan dan arus pada rangkaian seri-paralel
 =  
         = 5,68 x  
         = 5,68 x  
         = 5,68 x  
         = 0,757683 x  
         = 757683 Ω
V =  .
    = 2,4 x  . 757683
    = 18184329 x  Volt
 I = 
    =  
    = 0,000004 A
2.    Pembahasan
Rangkaian seri adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara sejajar. Rangkaian paralel adalah salah satu rangkaian listrik yang disusun secara berderet atau bercabang. Gabungan antara rangkaian seri-paralel, dan kadang disebut sebagai rangkaian campuran atau rangkaian kombinasi. Pada rangkaian seri, tegangana sangat tergantung pada hambatan, tetapi pada rangkaian paralel tegangan tidak dipengaruhi oleh hambatan.
Pada percobaan ini kami memahami konsep dasar rangkaian seri-paralel, selanjutnya barulah melakukan dua perlakuan. Perlakuan pertama adalah menetukan nilai resistansi resistor, pada perlakuan ini kami menggunakan Sembilan buah resistor dengan kode warna jingga, putih, merah, emas, hijau, coklat, merah, emas, jingga, putih, coklat, emas, merah, hitam, jingga, perak, biru, abu-abu, kuning, emas, jingga, putih, kuning, emas, dan merah, ungu, kuning, emas. Nilai resistansi dari masing-masing resistor dengan menggunakan multimeter secara berturut-turut yaitu 3,84 kΩ, 5,06 kΩ, 337,8 kΩ, 220,5 kΩ, 0,384 kΩ, 19,68 kΩ, 0,680 MΩ, 0,384 MΩ, dan 26,1 kΩ. Berdasarkan analisis data, nilai resistansi sebenarnya dari masing-masing resistor secara berurutan adalah 3705 s/d 4095 Ω, 4845 s/d 5355 Ω, 313500 s/d 346500 Ω, 209 s/d 231 Ω, 370,5 s/d 409,5 Ω, 18000 s/d 22000 Ω, 646000 s/d 714000 Ω, 370500 s/d 409500 Ω, dan 256500 s/d 283500 Ω. Dari data ini dapat dikatakan bahwa pengukuran nilai resistansi resistor dengan menggunakan multimeter memenuhi nilai toleransi resistor yang sebenarnya.
Perlakuan yang ketiga yaitu rangkaian seri-paralel, pada perlakuan ini kami menyusun atau membuat rangkaian  resistor secara seri, secara paralel, dan secara gabungan. Hambatan resistor  yang digunakan pada rangkaian seri adalah 5680 Ω, pada rangkaian paralel adalah 139,6 Ω, dan pada rangkaian gabungan adalah 5210 Ω. Arus total yang terukur pada multimeter untuk setiap rangkaian secara berturut-turut yaitu 0,0004 A, 0,00008 A, dan 0,000024 A. tegangan totalnya yang terukur pada multimeter untuk setiap rangkaian secara berturut-turut adalah 2,965 volt, 0,980 v0lt, dan 3,007 volt. Berdasarkan analisis data, untuk rangkaian seri hambatanya yang diperoleh adalah 0,00000012 volt. Untuk rangkaian paralel, hambatan yang diperoleh yaitu 0,0000267 Ω, arusnya adalah 36704,12 A dan tegangannya yang diperoleh adlaha 0,000000002136 volt. Sedangkan untuk rangakaian gabungan, hambatannya adalah 757683 Ω, tegangannya yaitu 1818,4392 Ω dan arusnya adalah 0,000004 A. Berdasarkan hasil praktikum ini dapat disimpulkan bahwa pada rangkaian seri hambatan atau resitornya dipasang sejajar, sedangkan pada rangkaian paralel resistornya dipasang bercabang dan tegangan pada paralel itu tetap.















E.  PENUTUP
1.    Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
a.    Rangkaian seri merupakan rangkaian listrik yang disusun sejajar. Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang disususn secara berderet atau bercabang.
b.    Nilai resistansi resistor berdasarkan kode warna yaitu pada kode warna jingga, putih, merah, emas adalah 3900 Ω, dan nilai resistansi resistor berdasarkan pengukuran dengan multimeter adalah 3840 Ω.
c.    Besar arus untuk rangkaian seri adalah 9883,33 A, untuk rangkaian paralel adalah 36704,12 A, dan arus pada rangkaian gabungan adalah 0,000004 A.

2.    Saran
Saran yang dapat kami sampaikan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :
a.    Untuk pengelola laboratorium, agar mengganti alat-alat lab yang rusak.
b.    Untuk asisten, cara menjelaskannya sudah bagus dan perlu ditingkatkan lagi.
c.    Untuk praktikan, perhatikan penjelasan yang disampaikan asisten pada saat melakukan praktikum.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Modul Praktikum Rangkaian Listrik 1. Universitas Sriwijaya. Palembang.

Oktafiana, Tri. 2014. Eldas I Rangkaian Seri dan Paralel. http://PHYSICS Eldas “rangkaian seri  paralel. Html. [Diakses tanggal 3 Juni 2015].

Sutarno. 2013. Fisika untuk Universitas. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Yasmanrianto. 2012. Listrik Dinamik. http://yasmanrianto.staff.gunadarma.ac.id/ Downloads/files/24264/04+Listrik+Dinamik+1.pdf [Diakses tanggal 3 Juni 2015].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar