PENGUAT OPERASIONAL (PEMBALIK DAN TAK MEMBALIK)
A.
Pendahuluan
1.
Latar
Belakang
Penguat
operasional adalah penguat instan yang bisa langsung dipakai untuk banyak
aplikasi penguat. Sebuah op amp biasanya berupa IC (Integrated Circuit).
Pengemasan op-amp dam IC bermacam- macam ada yang berisi satu o amp dan ada
yang dua op amp (4558, LF 356) dan lain sebagainya. Penguat operasional tersusun atas beberapa
rangkaian penguat yang tersusun atas transistor atau FET. Biasanya membuat
rangkaian dari op amp lebih mudah dari pada membuat rangkaian dari transistor
karena tidak memerlukan perhitungan titik
dan bias.
Menurut
pengguanaannya penguat operasional terdiri atas beberapa macam, yakni [enguat
operasional pembalik dan penguat operasional tak membalik. Penguat operasional
pembalik digunakan sebagai penguat sinyal
dimana sinyal inputnya berbalik fase dari sinyal input. Dan penguat tak
membalik di gunakan sebagai penguat sinyal di mana sinyal out putnya sefase dengan sinya input.
Bagaimanakah susunan rangkaian penguat
operasional pembalik dan tak membalik, bagaimana menerapkan perhitungan untuk
menunjukan besarnya penguat tegangan dan penguat arus dengan memasang resistor
yang dipilih, serta bagaimana pula cara menerapkan perhitungan untuk menerapkan
besarnya penguatan tegangan dengan menggunakan metode resistansi dan tegangan.
Untuk mengetahui hal ini maka dilakukanlah praktikum persobaan penguat operasional
pembalik dan tak membalik untuk mengetahuiny lebih rincih lagi.
2.
Tujuan
Tujuan
dilakukannya percobaan ini yaitu sebagai berikut:
a.
Menyusun
rangkaian Op-Amp pembalik dan tak membalik sederhana untuk syarat AC dan DC
memahami karakteristik pengoprasiannya.
b.
Menerapkan
perhitungan untuk menunjukkan besarnya penguatan tegangan dan penguatan arus
denagan memasang resistor yang dipilih.
c.
Menerapkan
perhitungan untuk menunjukkan besarnya penguatan tegangan dengan menggunakan
metode resistansi dan tegangan.
B.
Kajian
Teori
Operasional amplifier merupakan bentuk rangkaian terpadu yang
terdiri dari perpaduan komponen-komponen elektronika, seperti transistor,
resistor dan kapasitor yang dibuat dalam bentuk chip IC ( Integrated Circuit). Op-Amp pada dasarnya merupakan sebuah blok komponen yang
sederhana, yang mempunyai dua masukkan dan satu keluaran. Op-Amp juga merupakan
sebuah penguat arus dengan gain (penguatan) tinggi, tetapi dengan menggunakan
kopling kapasitif yang tepat, Op-Amp dapat diaplikasikan pada berbagai macam
rangkaian penguat arus bolak balik. Op-Amp adalah piranti solid state yang mengindera
dan memperkuat sinyal masukan baik DC maupun AC. Op-Amp mempunyai karakteristik
ideal sebagai berikut, yaitu: lebar pita yang tak berhingga (Infinite Bandwith), impedansi masukkan yang tak berhingga (Infinite Input Impedance)
sehingga arus masukkan dapat diabaikan, dan impedansi keluaran sama dengan nol
(Zero Output Impedance)
sehingga keluaran penguat tidak terpengaruh oleh pembebanan. Op-Amp didalamnya
terdiri atas beberapa bagian, yaitu penguat diferensial, tahap penguatan
(gain), rangkaian penguat (Level Shifter) dan
penguat akhir yang biasanya dibuat dengan penguat push pull kelas B
(Franco,2002).
Penguat non
inverting ini hamper sama dengan rangkaian inverting hanya perbedaannya adalah
terletak pada tegangan inputnya dari masukan non inverting. Penguat tak
membalik (Non Inverting Amplifier) merupakan
penguat sinyal dengan karakteristik dasar sinyal output yang dikuatkan memiliki
fasa yang sama dengan sinyal input. Penguat tak membalik (Non Inverting Amplifier) dapat dibangun
dengan menggunakan penguat operasional, karena penguat operasional memang
didesain untuk penguat sinyal baik membalik ataupun tak membalik. Rangkaian
penguat tak membalik ini dapat digunakan untuk memperkuat isyarat AC maupun DC
dengan keluaran yang tetap sefase dengan sinyal inputnya. Impedansi masukan
dari rangkaian penguat tak membalik (non inverting amplifier) berharga sangat
tinggi dengan nilai impedansi sekitar 100 mega ohm (Robert, 1994).
Rangkaian penguat pembalik
sinyal masukan di berikan mealui sebuah resistor masukan (Ri) yang di hubungkan
secara seri terhadap masukan pembalik (inverting input) yang di simbolkan
dengan (-), sinal penguat operasional pada rsngkaian penguat penguat pembalik
(inverting amplifier) di umpan balikan melalui (Rf) pada masukan yang sam
(Kurniawan, 2014).
C.
Metode
Praktikum
1.
Alat
Dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini dapat dilihat pada
Tabel 6.1. sebagai berikut:
Tabel 6.1. Alat dan
Bahan Percobaan Rangkaian Operasional
No
|
Alat dan Bahan
|
Kegunaan Alat dan Bahan
|
1
|
Resistor
|
Sebagai penghambat arus
|
2
|
Potensiometer
|
Sebagai pembagi tegangan
|
3
|
IC Op-Amp
![]() |
Sebagai komponen utama dalam penguatan operasional
|
4
|
Pencatu Daya
|
Sebagai sumber tegangan listrik
|
5
|
Osiloskop
|
Untuk menampilkan gelombang keluaran
|
6
|
Multimeter
|
Untuk mengukur arus
|
7
|
Saklar
|
Sebagai penyambung dan pembungkus arus
|
8
|
Pembangkit isyarat AC
|
Untuk membangkitkan sumber tegangan
|
2.
Prosedur
Kerja
a)
Pada Rangkaian Pembalik
Prosedur kerja pada rangkaian ini yaitu:
1)
Menyusun rangkaian pembali Op- amp DC
sepperti pada gambar 6.1. Dengan menggunakan sumber DC variabel sebagai
catu daya untuk
.

2)
Membuat rangkaian
pembagi tegangan seperti terlihat pada gambar 6. 1. Untuk mendapatkan VIN variabel,
yaitu dengan mengatur hambatan potensio RB. Mengatur sumber DC masukan untuk menghasilkan syarat sebesar 0,1 V DC.
3) Menghidupkan
IC dengan menghubungkannya dengan catu daya.
Tegangan keluaran yang
terukur (dengan multimeter) pada kaki – kaki RL adalah sebesar V.
4)
Bagaimana
polaritas keluaran dibandingkan dengan isyarat masukan?

Gambar 6.1
Rangkaian Op-Amp DC

Gambar 6.2
Rangkaian sumber tegangan masukan VIN
5)
Secara
hati-hati naikkan tegangan masukan Vi ke harga 0,3 V; dan dengan
menggunakan multitester ukur besarnya isyarat keluaran. Isyarat yang terukur adalah sebesar V DC.
6)
Besarnya
penguatan DC Op–Amp dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan Av
= - RF / Rin.
Tanda negatif menunjukkan Op-Amp sebagai fungsi inversi.
7)
Untuk
isyarat masukkan sebesar 0,3 V, besarnya penguatan tegangan adalah:
8)
Membandingkan
besarnya penguatan hasil pengukuran yang anda peroleh dari langkah 3 dan 5
dengan hasil perhitungan. Berikan alasan
jika terjadi perbedaan.
9)
Mematikan/melepaskan
pencatu daya yang terpasang dan lepaskan sumber isyarat DC yang terpasang. Menghubungkan
kapasitor 4µF secara seri dengan Rin dan isyarat AC 400 Hz. Mengatur
keluaran sumber AC tersebut
pada harga yang terendah. Hubungkan
osiloskop ke kaki-kaki RL.
10)
Menyalakan pencatu
daya dan sumber isyarat masukan. Secara
hati-hati atur besarnya isyarat masukkan sinusoida sampai mencapai harga
maksimum dimana isyarat keluaran tidak mengalami kecacatan (distorsi). Besarnya
tegangan puncak-kepuncak keluaran yang terbaca di osiloskop adalah
sebesar VP-P.
sebesar VP-P.
11)
Besarnya
tegangan masukan pada titik tes 1 (TP1) adalah sebesaraVP-P.Menghitung
besarnya penguatan tegangan dari penguat dengan menggunakan rumus Av = RF / RIN.
Penguatan tegangan yang
diperoleh adalah sebesar Av =
b)
Pada Rangkaian Tak Membalik
1)
Menyusun rangkaian
tak-membalik op-am DC seperti yang terlihat pada gambar 6. 3 Pencatu daya Op-Amp µA741 dibuat dengan memasang dua baterai atau sumber DC
variabel.
2)
Mengatur sumber DC
masukan (gambar 6.4) untuk
menghasilkan isyarat sebesar 0,1 V DC dan menghubungkan
ke titik A. Menghidupkan IC dengan menghubungkannya dengan catu daya. Tegangan keluaran yang terukur pada kaki RL
adalah V0 = V DC.
3)
Dengan menggunakan rumus penguat tegangan, menghitung besar Av untuk
rangkaian dengan menggunakan harga hasil pengukuran Av.

Gambar 6.3. Rangkaian DC
Op-Amp tak-membalik

Gambar 6.4. Rangkaian
Sumber tegangan masukan VIN
4)
Dengan
menggunakan rumusan AV untuk resistansi, hitung besarnya penguatan
rangkaian dengan harga Rin dan RF seperti yang tercantum
pada gambar 6.3. AV = ............................................
5)
Jika
terdapat perbedaan nilai penguatan tegangan hasil kedua perhitungan, hitung
harga sebenarnya dari resistor Rin dan RF. Kemudian hitung lagi harga AV
dengan menggunakan nilai sebenarnya ini.
6)
Menghubungkan dua
resistor 200 kW secara seri untuk mendapatkan resistor RF=400 kW. Ulangi langkah 2,3 dan 4
dengan menggunakan harga RF yang baru ini. Hasil perhitungan adalah
Vout = V, AV (menggunakan tegangan) =
7)
Menghubungkan dua resistor 200 kW secara paralel dan ulangi langkah 6 untuk Vin
= 0,3 V. Hasil perhitungan adalah
Vout = V, AV (menggunakan tegangan) =
Vout = V, AV (menggunakan tegangan) =
8)
Mengubah penguat DC pada gambar 6.3. Menjadi penguat AC seperti terlihat pada
gambar 6.5. Harga Rin dan R1
harus dibuat sama.
9)
Menghidupkan generator
isyarat AC, mengatur agar menghasilkan isyarat 0,1 Vp-p, 400 Hz. Nyalakan catu daya IC.

Gambar 6.5. Rangkaian AC
Op-Amp tak-membalik
10) Dengan menggunakan osiloskop tampilkan isyarat masukan (Ch.1) dan
isyarat keluaran pada kaki-kaki RL (Ch.2).
|

11) Dengan menggunakan rumus tegangan, maka kita dapat menghitung besarnya penguat tegangan.
12) Dengan menggunakan rumus resistor, maka kita dapat menghitung besarnya penguatan tegangan.
13) Dengan menggunakan kedua Channel pada osiloskop, amati hubungan
fase masukan dan keluaran.
D.
Hasil dan Pembahasan
1.
Data
Pengamatan
Data pengamatan yang di lakukan dapat di lihat
pada Tabe 6.2. Berikut:
Tabel 6.2. Data Pengamatan Pembalik dan Tak Membalik
No
|
Vin (Volt)
|
Rin (K
![]() |
Rf
(
![]() |
Vout
|
Vin
|
||
Teori
|
Praktek
|
Teori
|
Praktek
|
||||
1
|
3
|
100
|
|
|
-
|
|
-
|
2
|
6
|
200
|
|
|
-
|
|
-
|
3
|
9
|
300
|
|
|
-
|
|
-
|
2.
Analisis
Data
1) Tegangan Keluaran (Inverting Op-Amp)
a) Secara Teori
Vout = 

= 

= - 60 Volt.
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya
dapat dilihat pada Table 6.3. Berikut ini:
Tabel 6.3. Analisis Data Tegangan Keluaran Inverting Op- Amp.
No
|
Vin (Volt)
|
Rin (
![]() |
Rf (
![]() |
Vout (Volt)
|
1
|
3
|
100.000
|
200.000
|
- 60
|
2
|
6
|
200.000
|
300.000
|
- 90
|
3
|
9
|
300.000
|
400.000
|
- 120
|
2) Penguat Tegangan (Inverting
Op- Amp)
a) Secara Teori
Av = - 

Av = 

= - 20 Kali
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat di lihat pada Tabel 6.4.
Berikut.
Tabel 6.4. Analisis Data Penguat Teganan Inverting Op- Amp
No
|
Vin (Volt)
|
Rin (
![]() |
Rf (
![]() |
Av (Kali)
|
1
|
3
|
100.000
|
2.000.000
|
- 20
|
2
|
6
|
200.000
|
3.000.000
|
- 15
|
3
|
9
|
300.000
|
4.000.000
|
- 13,3
|
3) Tegangan Keluaran (Non
Inverting Op- Amp)
a) Secara Teori
Vout = (
. Vin

= 63 Volt
Dengan cara yang sama
untuk data selanjutya dapat dilihat pada Tabel 6.5. Berikut.
Tabel 6.5. Analisis Data
Tegangan Keluaran Non- Inverting
No
|
Vin (Volt)
|
Rin (
![]() |
Rf (
![]() |
Vout (Volt)
|
1
|
3
|
100.000
|
2.000.000
|
63
|
2
|
6
|
200.000
|
3.000.000
|
96
|
3
|
9
|
300.000
|
4.000.000
|
129
|
4) Penguat Tegangan (Non -
Inverting Op- Amp)
a)
Secara Teori
Av =
+ 1

Av = 

= 21 Kali
Dengan cara yang sama untuk data selanjutnya dapat dilihat pada
Tabel 6.6. Berikut:
Tabel 6.6. Analisis Data
Penguat Tegangan Non- Inverting Op-Amp
No
|
Vin (Volt)
|
Rin (
![]() |
Rf (
![]() |
Av (Kali)
|
1
|
3
|
100.000
|
2.000.000
|
21
|
2
|
6
|
200.000
|
3.000.000
|
16
|
3
|
9
|
300.000
|
4.000.000
|
14,3
|
3.
Pembahasan
Penguat inverting merupakan
suatu penguat yang keluarannya selalu berlawanan fase dengan masukannya. Sebuah
penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik dan menguatkan sebuah
tegangan. Resistor Rt melewatkan sebagian sinyal keluaran kembalik ke masukan.
Karena keluaran tidak sefase sebesar 1800, maka nilai keluaran
tersebut secara efektif mengurangi besar masukan. Ini mengurangi bati
keseluruhan dari penguat dan di sebut
umpan balik negatif. Masukan yang di balik menghasilkan keluaran yang diperkuat namun berbeda fasenya yaitu
masukan positif menghasilkan keluaran negatif yang diperkuat. Jika sebgian
masukan ini kembali keujung masukan sebagai umpan balik negatif, penguatannya
(lain) berkurang. Penguat tak membalik (Non-Inverting) merupakan suatu
penguat dimana tegangan keuaran mempunyai polaritas yang sama dengan tegangan
masukan, sehingga jika isyarat masukan di hubungkan dengan masukan tak membalik
pada sinyal masukan di beri pemasukan tak membalik maka isyarat keluaran akan
sefase. Rangkaian penguat tak membalik pada sinyal masukan di berikan masukan
tak membalik kemudian keluarannya di berikan kembali dengan masukan pembalik
melalui rangkaian umpan balik yang terbentuk dari resistor masukan dan resistor
umpan balik tersebut membentuk sebuah rangkaia pembagi tegangan yang mengurangi
tagangan keluaran dan menghubungkan tegangan keluaran yang telah berkurang
tersebut pada masukan membalik.
Pada praktikum elektronika
dasar kali ini di lakukan percobaan penguat operasional (pembalik dan tak
membalik), dimana pada praktikum ini di lakukan dengan tiga perlakuan, pertama
menyusun rangkaian Op- Amp pembalik dan tak membalik sederhana
untuk syarat DC dengan menggunakan sumber DC variabel sebagai catu daya dan menunjukan besar penguat arus dengan
memasang resistor dan menyusun penguat operasional sederhana dengan tingkat
penguatan tertentu.
Perlakuak ke dua yaitu
menghitung besar penguat tegangan dengan menggunakan osiloskop. Pada rangkaian
pembalik untuk tegangan masukan yang di gunakan yaitu sebesar 3 volt, 6 volt,
dan 9 volt nilai dari percobaan yang di lakukan di peroleh nilai penguat
tegangan berturut- turut sebesar -20 kali, - 15 kali, dan -13,3 kali. Pada pada
percobaan rangkaian tak membalik yang di lakukan di peroleh penguat tegangan
berturut- turut sebesar 21 kali, 16 kali, dan 14,3 kali penentuan tegangan
keluaran dan penguat tegangan pada rangkaian ini di lakukan secara teori.
Dari data yang ada
menunjukn bahwa niai pada rangkaian pembalik tegangan masukan lebih besar di
bandingkan dengan nilai pada tegangan keluaran, dimana nilai tegangan
keluarannya bernilai minus. Hal ini menunjukan bahwa data yang di peroleh sesuai
dengan teori, dimana secara teori menyatakan bahwa tegangan masuka lebih besar
dari pada tegangan keluaran. Nampun pada percobaan rangkaian tak membali di
peroleh nilai tegangan masukan yang lebih kecil di bandingkan dengan nilai pada
tegangan keluarannya. Data ini menunjukan hasil yang di peroleh tidak sesuaian
dengan teori. Ketidak sesuaian ini kemungkinana besar di sebabkan oleh kekurang
telitian praktikan dalam mengukur atau alat yang di gunakan suda tidak
berfungsi dengan baik.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang
kami lakukan dapat di tarik kesimpulan bahwa:
a. Rangkaian pembalik sederhana untuk syarat DC dapat disusun dengan
menghubungkan. sinyal masukan DC dengan kaki Vin Inverting Op-Amp.
Rangkaian opersionl tak membalik dapat bekerja jika di pasang pada bagian
negatif yang di tandai dengan masukan pada kaki posiatif.
b. Besarnya penguat tegangan yang di peroleh pada percobaan ini secara teori
yaitu semakin besar tegangan masuka maka semakin besar pula tegangan
penguatnya.
c. Pada rangkaian penguat operasional pembalik sederhana, besarnya penguat
tergantung -20 kali pada besarnya resistro yang
digunakan yaitu resistor input (Rin) sebesar 100
dan resistor feadback (Rf) sebesar 2000
k
. Pada rangkaian tak
membalik dengan mengguanakan metode tegangan maka besarnya penguatan untuk
untuk sumber tegangan 3 V, 6 V dan 9 V adalah sebesar 200
k



2. Saran
Saran yang dapat kami sampaiakan pada percobaan
ini, yaitu:
a. Untuk Pengelola Laboratorium: Untuk penyediaan alat- alat laboratorim suda
cukup memadai dan kami juga berharap agar ruang praktikum segera dipasangkan
AC.
b. Untuk Asisten: Kinerjanya sudah cukup baik semoga dapat di pertahankan dan
di tingkatkan lagi.
c. Untuk Praktikan: Diharapkan agar selalu menjaga kebersihan dan ketertiban
dalam melakukan praktikum serta agar selalu berhati- hati dalam merangkai.
DAFTAR PUSTAKA
Franco,
Sergio, 2002. Design with operasional
amplifiers dan analog integrated circuit. McGraw.san fransisco.
Kurniawan, 2014. Rangkaian
Inverting Op- Amp. http:// Penguat Op- Amp (inverting op-amp) dan (non-
inverting)- Elektronika. Html. [Diakses tanggal 15 mei 2015 Pukul 09.00 WITA].
Robert F.
1994. Penguat operasional dan rangkaian
terpadu linear. Erlangga.
Jakarta.
makasih min
BalasHapus16 in 1 Obeng set