RANGKAIAN INTEGRATOR
A. PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Di
dalam sistem kontrol sering kali keluaran dari sensor nilainya tidak sesuai
yang diharapkan yaitu nilainya mudah untuk diolah. Oleh karena itu perlu adanya
pengolah sinyal agar sinyal keluaran dari sensor dapat kita olah terlebih
dahulu agar keluarannya seperti yang diharapkan. Maka diperlukan sebuah penguat
untuk mengatasi hal tersebut yaitu penguat Op-Amp.
Dalam
penggunaannya Op-Amp dibagi menjadi dua jenis yaitu
penguat linier dan penguat tidak linier. Penguat linier merupakan penguat yang
tetap mempertahankan bentuk sinyal masukan, yang termasuk dalam penguat ini
antara lain penguat non inverting,
penguat inverting, penjumlah, penguat
diferensial dan penguat instrumentasi. Sedangkan penguat tidak linier merupakan
penguat yang bentuk sinyal keluarannya tidak sama dengan bentuk sinyal
masukannya, diantaranya komparator, integrator, diferensiator, pengubah bentuk
gelombang dan pembangkit gelombang (Gunarta, 2011).
Rangkaian
integrator Op-Amp ini juga berasal dari rangkaian inverting dengan tahanan umpan baliknya diganti dengan
kapasitor. Jika kapasitor dihubungkan dalam untaian umpan baliknya, rangkaian
itu digolongkan sebagai sebuah integrator. Secara umum, umpan balik positif akan menghasilkan osilasi
sedangkan umpan balik
negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur. Ketika inputnya berupa sinyal DC (frekuensi = 0), kapasitor akan
berupa saklar terbuka. Jika tanpa resistor
feedback seketika itu juga outputnya akan saturasi sebab rangkaian
umpanbalik Op-Amp menjadi open loop (penguatan open
loop Op-Amp ideal tidak berhingga atau
sangat besar). Maka
rangkaian feedback integrator harus
diparalelkan
dengan sebuah resistor dengan nilai sebesar 10 kali R (Arifin, 2009).
Rangkaian
integrator sangat berguna untuk menaikkan dan menurunkan tegangan. Oleh karena
itu praktikum ini
dilakukan agar dapat mengetahui
rangkaian OP-Amp sebagai integrator dan memahami karakteristik pengoperasiannya
serta mempelajari hasil proses integrasi pada keluaran dengan memberi masukan
gelombang kotak, segitiga, dan sinusoidal yang bermanfaat bagi
praktikan untuk sekarang dan dimasa yang akan datang dalam membuat rangkaian
elektronika.
.
2.
Tujuan
Praktikum
Tujuan praktikum
pada percobaan rangkaian integrator adalah sebagai berikut.
a.
Menyusun rangkaian Op-Amp sebagai
integrator dan memahami karakteristik pengoperasiannya.
b.
Mempelajari hasil proses integrasi pada
keluaran dengan memberi masukan gelombang kotak, segitiga dan sinusoidal.
B. LANDASAN TEORI
Multivibrator
bergetar bebas dengan dicirikan oleh adanya kapasitor pada rangkaian Op-Ampnya.
Jika kapasitor dihubungkan dalam untaian umpan baliknya, rangkaian itu
digolongkan sebagai sebuah integrator. Keunggulan rangkaian jenis integrator
adalah bahwa kapasitor umpan balik diisi oleh arus tetap yang dapat
dikendalikan dengan mudah oleh suatu sumber tegangan yang terground. Sebelum mempelajari pemakaian
integrator akan kita periksa bagaimana arus pengisi tetap mengendalikan
tegangan kapasitor dan juga bagaimana tegangan kapasitor dapat digunakan untuk
menunjukkan waktu yang telah lewat (Coughlin, 2001).
Integrator
adalah sebuah rangkaian yang membentuk suatu operasi matematika yang disebut
integrasi. Aplikasi yang paling terkenal dalam suatu integrator adalah dalam
menghasilkan suatu lereng dari tegangan keluaran yang menaikkan atau menurunkan
tegangan. Integrator
kadang-kadang disebut Integrator Miller
berdasarkan nama penemunya.

Gambar 8.1
Rangkaian Integrator
Adalah
merupakan suatu integrator penguat opersional. Seperti yang dilihat bahwa
komponen umpan baliknya adalah kapasitor yang menggantikan resistor (Malvino,
2004).
Pemahaman
tentang rangkaian-rangkaian integrator praktis dapat diperoleh dengan
pertama-tama mengamati dan menganalisis perilaku dari sebuah rangkaian ideal.
Kesalahan-kesalahan yang timbul pada rangkaian praktis selanjutnya dapat kita
pahami sebagai perangkat dari perilaku rangkaian ideal ini. Terdapat dua
rangkaian utama yang mendasari kerja dari sebuah integrator ideal.
Prinsip
kerja yang pertama adalah berkaitan batas-batas titik penjumlahan penguat ideal.
Semua arus dari sumber-sumber sinyal yang masuk menuju termal masukan pembalik
dari sebuah penguat ideal harus keluar menuju lintasan umpan negatif rangkaian.
Tegangan keluar penguat hanya akan mengambil suatu nilai tertentu yang
diperlukan untuk menjaga agar terminal masukan pembalik berada pada potensial
yang aman dengan potensial terminal masukan nonpembalik. Hal ini akan dapat
mencegah terjadinya akumulasi atau penumpukan muatan pada terminal masukan,
pembalik Op-Amp (Shrader, 1991).
C. METODE PRAKTIKUM
1.
Alat
dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan pada percobaan penyearah dan catu daya dapat dilihat
pada Tabel 8.1 berikut.
Tabel 8.1 Alat
dan Bahan pada Percobaan Rangkaian Integrator
No.
|
Nama
Alat dan Bahan
|
Fungsi
|
1.
|
Resistor 22 KΩ
|
Sebagai penghambat arus listrik
|
2.
|
Kapasitor : 47 nF
|
Untuk menyimpan muatan
|
3.
|
IC Op-Amp: Μa741
|
Sebagai penguat tegangan
|
4.
|
Osiloskop
|
Menampilkan
isyarat masukan dan keluaran gelombang
|
5.
|
Pembangkit Isyarat AC (Function Generator)
|
Sebagai pembangkit isyarat
gelombang yang berupa gelombang kotak, sinusoidal dan segitiga
|
6.
|
Catu daya
|
Sebagai sumber tegangan
|
7.
|
Papan Rangkaian
|
Sebagai tempat untuk merangkai rangkaian
komponen-komponen listrik
|
2.
Prosedur
Kerja
a.
Pembebanan Penyearah Setengah Gelombang
Prosedur
kerja pada percobaan penyearah setengah gelombang ini adalah sebagai berikut.
1)
Menyusun rangkaian Op-Amp integrator seperti terlihat pada Gambar 8.2. Pencatu daya
μA741 dibuat dengan memasang dua baterai atau sumber DC variabel.
2)
Mengatur isyarat untuk meng masukan dari
frekuensi dari FG untuk menghasilkan isyarat kotak 1 Vp-p pada frekuensi 1 kHz.

Gambar 8.2 Rangkaian
Op-Amp sebagai Integrator
3)
Berdasarkan rangkaian seperti Gambar 4, kita akan memferifikasi bahwa
keluaran dan masukan mengikuti persamaan:
Vo = - (1 / RC) ʃ Vi dt.
4)
Untuk masukan gelombang kotak
menggambarkan bentuk isyarat masukan (Ch 1) dan bentuk isyarat keluaran (Ch 2)
yang di lihat di osiloskop. Mengatur time/div
dan volt/div agar seluruh layar
osiloskop hanya ditempati oleh 1 (satu) gelombanh saja.
5)
Mengulangi langkah 4 untuk isyarat
masukan berupa gelombang segitiga.
6)
Mengulangi langkah 4 untuk isyarat masukan
berupa gelombang sinusoidal.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
Hasil
a.
Data
Pengamatan
1)
Gelombang
Sinusoidal
Data
pengamatan gelombang sinusoidal dapat dilihat pada Tabel 8.2 berikut:
Tabel 8.2 Data
Pengamatan pada Masukan dan Keluaran Gelombang Sinusoidal
No.
|
Keterangan
|
Ch
1 (V)
|
1.
|
Vpp
|
32,00
|
2.
|
Vrms
|
11,20
|
3.
|
Vmax
|
25,20
|
4.
|
Vmin
|
-6,00
|
|

Gambar 8.3
Masukan pada Gelombang Sinusoidal
2)
Gelombang
Kotak
Data
pengamatan gelombang kotak dapat dilihat pada Tabel 8.3 berikut:
Tabel 8.3 Data
Pengamatan pada Masukan dan Keluaran Gelombang Kotak
No.
|
Keterangan
|
Ch
1 (V)
|
1.
|
Vpp
|
34,00
|
2.
|
Vrms
|
12,00
|
3.
|
Vmax
|
20,40
|
4.
|
Vmin
|
-5,600
|
|

Gambar 8.4 Masukan
pada Gelombang Kotak
3)
Gelombang
Segitiga
Data
pengamatan gelombang segitiga dapat dilihat pada Tabel 8.4 berikut:
Tabel 8.4 Data
Pengamatan pada Masukan dan Keluaran Gelombang Segitiga
No.
|
Keterangan
|
Ch
1 (V)
|
1.
|
Vpp
|
23,20
|
2.
|
Vrms
|
12,00
|
3.
|
Vmax
|
27,20
|
4.
|
Vmin
|
-6,00
|
|

Gambar 8.5 Masukan pada Gelombang Segitiga
2.
Pembahasan
Integrator
pada dasarnya filter lolos bawah yang terdiri dari resistor deret dan
kondensator jajar. Karena reaktansi kondensator jatuh kalau frekuensinya naik,
rangkaian ini menghilangkan komponen frekuensi tinggi dari suatu masukan. Bila
masukan tingkat yang dikenakan pada integrator, tegangan yang membentangi
kondensator tidak dapat berubah seketika. Rangkaian integrator Op-Amp ini juga
berasal dari rangkaian inverting dengan tahanan umpan baliknya diganti dengan
kapasitor. Jika kapasitor dihubungkan dalam untaian umpan baliknya, rangkaian
itu digolongkan sebagai sebuah integrator. Integrator adalah sebuah rangkaian
yang membentuk suatu operasi matematika yang disebut integrasi. Aplikasi yang
paling terkenal dalam suatu integrator adalah dalam menghasilkan suatu lereng
adri tegangan keluaran yang menaikkan atau menurunkan tegangan.
Pada
percobaan ini kita membuat rangkaian integrator dengan rangkaian dasar Op-Amp
dengan menmpatkan kapasitor pada masukan membalik dan keluaran dan masukan tak
membalik ditanahkan. Isyarat masukan diberikan pada masukan membalik.
Pada
percobaan inikami menganalisis jaringan yang mana magnitudo sumbernya
berubah-ubah dengan berbagai macam cara yaitu tegangan AC. Tegangan AC
merupakan tegangan yang berubah terhadap waktu yang secara komersial tersedia
dalam besaran yang cukup besar. Pada praktikum ini, bentuk gelombag ditampilkan
melalui osiloskop digital dengan menggunakan pembangkit isyarat AC untuk
merubah bentuk gelombang masukan. Generator fungsi yang menggunakan komponen
elektronika semi penghantar memberika isyarat gelombang sinusoidal, gelombang
kotak dan gelombang segitiga dengan jangkauan frekuensi yang luas yang
ditentukan oleh pengaturan dial dan pemilih jangkauan frekuensi.
Perlakuan
pertama, setelah integrator dihubungkan dengan osilioskop dan pembangkit
isyarat AC dengan menerapkan bentuk gelombang masukan sinusoidal, gelombang
keluarannya juga berupa gelombang sinusoiadal. Tegnan puncak ke puncak (Vpp)
isyarat masukan sebesar 32 Volt, Vrms sebesar 11,20 Volt, Vmax sebesar 25,20
Volt dan Vmin sebesar -6,00 Volt. Untuk perlakuan kedua dengan menerapkan
bentuk gelombang masukan berupa gelomabng kotak dan gelombang keluarannya juga
berupa gelombang kotak. Pada gelombang masukan berupa gelombang kotak ini
tegangan puncak ke puncak (Vpp) isyarat masukan sebesar 34 Volt, Vrms sebesar
12 Volt, Vmax sebesar 20,40 Volt dan Vmin sebesar -5,60 Volt. Selanjutnya pada
perlakuan ketiga dengan menerapkan bentuk gelombang masukan berupa gelombang
segitiga dan gelombang keluarannya juga berupa gelombang segitiga. Tegangan
isyarat masukannya Vpp sebesar 33,20 Volt, Vrms sebesar 12 Volt, Vmax sebesar
27,20 Volt dan Vmin sebesar -6,00 Volt.
Secara
teori rangkaian merupakan penguat tidak linier yaitu penguat yang bentuk sinyal
keluarannya tidak sama dengan bentuk sinyal masukannya. Jika sinyal masukannya
berbentuk sinusoidal maka gelombang keluarannya adalah berbentuk kotak, sinyal
masukan berbentuk kotak maka sinyal keluarannya adalah berbentuk segitiga,
begitu pula jika sinyal masukannya berbentuk segitiga maka sinyal keluarannya
berbentuk sinusoidal. Pada praktikum ini hasil yang diperoleh tidak
sesuaidengan teori yang ada, karena hasilpraktikum yang kami peroleh yaitu
bentuk gelombang masukan sama dengan bentuk gelomabng keluaran. Hal ini
kemungkinan disebabkan oleh kesalahan pengkuran saat melakukan praktikum atau
mungkin disebabkan oleh alat ukur dan bahan yang digunakan tidakberfungsi
sebagaimana mestinya.
E. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan
praktikum yang kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
a. Rangkaian
integrator Op-Amp berasal dari rangkaian inverting dengan tahanan umpan baliknya diganti dengan
kapasitor. Rangkaian
integrator adalah sebuah rangkaian yang berfungsi untuk menghasilkan suatu lereng
dari tegangan keluaran yang menaikkan atau menurunkan tegangan secara tidak linier.
b. Pada
rangkaian integrator, apabila diberikan masukan berupa gelombang sinusoidal,
maka keluaran akan menghasilkan gelombang kotak. Apabila diberikan masukan
berupa gelombang kotak, maka akan menghasilkan gelompang segitiga. Dan apabila
diberikan masukan berupa gelombang segitiga, maka akan menghasilkan gelombang
sinusoidal.
2. Saran
Saran
yang dapat kami sampaikan pada percobaan ini adalah sebagai berikut.
a.
Untuk pengelola laboratorium, agar
memperbaiki atau mengganti alat-alat laboratorium yang sudah rusak.
b.
Untuk asisten, agar ditingkatkan lagi
cara menjelaskannya pada saat membimbing.
c.
Untuk praktikan, agar tetap menjaga
kerapian alat-alat di laboratorium setelah melakukan praktikum dan tetap
menjaga kekompakan.
DAFTAR
PUSTAKA
Coughlin, Robert. 2001. Penguat Operasional dan Rangkaian Terpadu
Linier. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Gunarta,
Lilik. 2011. Rangkaian Integrator.
http://skp.unair.a.id/repository/Guru-Indonesia/menjelaskan-konseppr_llikgunarta.pdf.
[Diakses 02Juni 2014].
Malvino, Paul. 2004. Prinsip-prinsip Elektronika. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Shrader. 1991. Komunikasi Elektronika Jilid I Edisi Kelima. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
terimakasih, sangat membantu
BalasHapus