MOMEN KELEMBAMAN
A. PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Menurut
Halliday (2010) dalam bukunya mengatakan bahwa momen kelembaman adalah
kemampuan suatu benda untuk mempertahankan keadaan awalnya. Suatu benda dapat
melakukan gerak melingkar jika pada benda tersebut bekerja sebuah momen gaya.
Akibat momen gaya inilah timbul gerak rotasi dari gerak rotasi terjadi
percepatan sudut, kecepatan sudut dan momen inersia serta momen gaya (torka).
Dan Tipler (2001) menyatakan bahwa momen inersia adalah ukuran resistansi atau
kelembaman suatu benda terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Walker (2010) :
momen inersia adalah ukuran kelembaman suatu benda untuk berotasi terhadap
porosnya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa. Adapun rumus dari
momen inersia adalah I = mr2. Momen inersia
diberikan lambang I dengan demikian
momen inersia dari sebuah partikel bermassa m
didefinisikan sebagai hasil kali massa (m)
dengan kuadrat jaraknya (r).
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai benda-benda tegar yang memiliki momen
inersia. Termasuk kita (manusia) juga termasuk benda tegar yang memiliki momen
inersia. Dimana benda tegar merupakan keadaan suatu benda untuk mempertahankan
posisinya ketika mendapat gaya atau tekanan dari luar. Kita ketahui behwa
setiap benda tegar memiliki momen inersia yang berbeda. Hal ini karena
disebabkan beberapa faktor yaitu pusat rotasi benda, massa benda dan jari-jari
benda tegar itu sendiri. Dan untuk membuktikan teori tersebut maka dilakukanlah
pratikum ini yang membahas tentang momen kelembaman atau momen inersia pada
beberapa benda tegar.
2.
Tujuan
Tujuan
dari percobaan momen kelembaman ini adalah untuk menentukan momen inersia
beberapa benda tegar.
B. KAJIAN TEORI
Momen inersia
adalah ukuran resistansi atau kelembaman sebuah benda terhadap perubahan dalam
gerak rotasi. Momen inersia ini bergantung pada distribusi massa benda relative
terhadap sumbu rotasi benda. Momen inersia adalah sifat benda (dan sumbu
rotasi), seperti massa m yang merupakan sifat benda yang mengukur kelembamannya
terhadap perubahan dalam gerak translasi (Tipler, 2001).
Momen inersia dapat dimiliki oleh
setiap benda, manusia pun memiliki momen inersia tertentu. Besarnya momen
inersia bergantung pada berbagai bentuk benda, pusat rotasi, jari-jari rotasi
dan massa benda. Pada penentuan momen inersia bentuk tertentu seperti bola
silinder pejal, plat segiempat atau bentuk yang lain cenderung lebih mudah
daripada momen inersia benda yang memiliki bentuk tidak sempurna atau tidak
beraturan. Bentuk yang tidak beraturan ini tidak bisa dihitung jari-jarinya
sehingga terdapat istilah jari-jari girasi. Benda tegar dengan bentuk senbarang digantungkan pada suatu poros yang
tetap di O, jika diberi simpangan kecil kemudian dilepas, akan berayun dengan
periode ayunan T sebesar:
T = 2π ..........................................................................
(2.1)
dengan I adalah momen
kelembaman atau momen inersia, massa benda, g percepatan gravitasi bumi, dan l
jarak dari sumbu putar ke pusat massa.Untuk benda yang diputar tidak pada pusat
massa terdapat teorema hubungan sumbu sejajar sebagai berikut :
I = Ipm + ml2 ..........................................................
(2.2)
dengan I adalah momen inersia
pada sumbu tersebut, Ipm adalah momen inersia terhadap sumbu putar
melalui pusat massa dan l adalah jarak kedua sumbu putar (Giancolli, 1989).
Jika benda tegar terdiri atas sedikit partikel. Kita dapat
menghitung inersia rotasinya terhadap sumbu yang diberikan dengan persamaan:
I
= ∑miri² ............................................................
(2.3)
Artinya,
kita dapat menentuka perkalian mr² untuk masing-masing partikel dan kemudian
mejumlahkan perkalian tersebut. (Ingatlah bahwa r adalah jarak tegak lurus
partikel dari sumbu rotasi yang diberikan). Jika benda tegar terdiri atas
banayk partikelyang berdekatan (kontinu, seperti frisbee), menggunakan persamaan (3) akan memerlukan komputer.
Oleh
karena itu, kita mengganti penjumlahan dalam persamaan tadi dengan integral dan
membatasi inersia rotasi benda sebagai :
I = ʃr²dm (inersia
rotasi, benda kontinu) .......................................... (2.4)
(Halliday, 2010).
C. METODE PRAKTIKUM
1. Alat dan Bahan
Alat dan
bahan yang digunakan pada percobaan momen kelembaman dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Alat dan Bahan Percobaan
Momen Kelembaman
No.
|
Nama Alat dan Bahan
|
Fungsi
|
1.
|
Momen inersia
apparatus
|
Untuk mengukur momen
inersia
|
2.
|
Tali nilon
|
Untuk mengukur
jari-jari bola
|
3.
|
Mistar
|
Untuk mengukur panjang
tali nilon
|
4.
|
Silinder pejal
|
Sebagai objek
pengamatan
|
5.
|
Bola pejal
|
Sebagai objek
pengamatan
|
6.
|
Kerucut pejal
|
Sebagai objek
pengamatan
|
7.
|
Piringan pejal
|
Sebagai objek
pengamatan
|
8.
|
Timer counter
|
Untuk mengukur waktu
|
2. Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada percobaan momen
kelembaman yaitu sebagai berikut.
a.
Mengukur jari-jari benda tegar.
b.
Menghubungkan timer
counter dengan sumber tegangan.
c.
Menghubungka momen inersia apparatus dengan timer counter.
d.
Meletakkan benda tegar pada poros tertentu pada momen
inersia apparatus seperti pada Gambar 2.1.
e.
Memberi simpangan 3000 lalu melepaskannya.
f.
Mencatat waktu yang diperlukan untuk mencapai keadaan
awalnya.
g.
Mengulangi langkah 4-6 untuk benda tegar yang lain.
Gambar 2.1.
Rangkaian Alat Percobaan Momen Kelembaman
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
a. Data
Pengamatan
Data pengamatan pada percobaan momen
kelembaman ini dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Data Pengamatan Percobaan
Momen Kelembaman
No.
|
Benda Pejal
|
m (kg)
|
r (m)
|
T (s)
|
θ (⁰)
|
1.
|
Silinder pejal
|
0,5
|
0,04
|
0,6296
|
300
|
2.
|
Bola pejal
|
0,5
|
0,0556
|
0,7601
|
300
|
3.
|
Kerucut pejal
|
0,5
|
0,07
|
0,6896
|
300
|
4.
|
Piringan pejal
|
0,5
|
0,115
|
0,001615
|
300
|
b. Analisis Data
1) Secara Matematis
a) Silinder
Pejal
I =
mr²
=
.(0,5 kg).(0,004m)²
=
.(0,5 kg).(0,0016 m²)
= 0,0004
kg.m²
b) Bola
Pejal
I =
mr²
=
.(0,5 kg).(0,0556 m)²
=
.(0,5 kg).( 0,003091 m²)
= 0,000618272 kg.m²
c) Kerucut
Pejal
I =
mr²
=
.(0,5 kg).( 0,07 m)²
=
.(0,5 kg).( 0,0049 m²)
= 0,001633 kg.m²
d) Piringan
Pejal
I =
.mr²
=
.(0,5 kg).( 0,115 m)²
=
.(0,5 kg).(0,013225 m²)
= 0,0033 kg.m²
Dengan cara
yang sama, untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Analisis Data Percobaan
Momen Kelembaman Secara Matematis.
No.
|
Benda Pejal
|
m (kg)
|
r (m)
|
I (kg.m²)
|
1.
|
Silinder pejal
|
0,5
|
0,04
|
0,0004
|
2.
|
Bola pejal
|
0,5
|
0,0556
|
0,000618272
|
3.
|
Kerucut pejal
|
0,5
|
0,07
|
0,001633
|
4.
|
Piringan pejal
|
0,5
|
0,115
|
0,0033
|
2) Secara Fisis
I =
=
=
=
= 0,000985
kg.m²
Dengan cara
yang sama, untuk data selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4. Analisis data percobaan
momen kelembaman secara fisis
No.
|
Benda Pejal
|
m (kg)
|
r (m)
|
T (s)
|
θ(⁰)
|
g (m/s²)
|
π
|
I (kg.m²)
|
1.
|
Silinder pejal
|
0,5
|
0,04
|
0,6296
|
300
|
9,8
|
3,14
|
0,000985
|
2.
|
Bola pejal
|
0,5
|
0,0556
|
0,7601
|
300
|
9,8
|
3,14
|
0,0019955
|
3.
|
Kerucut pejal
|
0,5
|
0,07
|
0,6896
|
300
|
9,8
|
3,14
|
0,0020679
|
4.
|
Piringan pejal
|
0,5
|
0,115
|
0,00162
|
300
|
9,8
|
3,14
|
0,00000001863
|
2. Pembahasan
Momen
kelembaman merupakan kemampuan suatu benda untuk mempertahankan keadaannya
semula. Momen inersia merupakan ukuran atau tingkat kelembaman sebuah benda
terhadap perubahan dalam gerak rotasi. Momen inersia dapat dimiliki oleh setiap
benda, manusia pun memiliki momen inersia tertentu. Besarnya momen inersia
bergantung pada berbagai bentuk benda, pusat rotasi, jari-jari rotasi dan massa
benda. Pada penentuan momen inersia bentuk tertentu seperti bola, silinder
pejal plat segiempat atau bentuk yang lain cenderung lebih mudah daripada momen
inersia benda yang memiliki bentuk tidak sempurna atau tidak beraturan. Bentuk
yang tidak beraturan ini tidak bisa dihitung jari-jarinya, sehingga terdapat
stilah jari-jari girasi.
Pada
percobaan ini benda tegar yang digunakan adalah silinder pejal, bola pejal,
kerucut pejal dan piringan pejal. Dan dari masing-masing benda tegar benda
tegar tersebut yang ditentukan adalah momen inersianya. Untuk menentukan momen
inersia dari masing-masing benda tegar tersebut yaitu dengan menggunakan momen
inersia appratus. Benda tegar diletakkan diatas momen inersia apparatus
kemudian diberikan simpangan sebesar 3000, lalu melepaskannya dan
membiarkannya sampai berhenti berotasi lalu mencatat waktunya yang tertera pada
timer counter. Adapun
waktu yang dibutuhkan masing-masing benda tegar untuk berhenti berotasi pada
porosnya mulai dari silinder pejal, bola pejal, kerucut pejal dan piringan
pejal secara berturut-turut yaitu 0,6296 s, 0,7601 s, 0,6896 s dan 0,001615 s.
Dan jari-jari dari masing-masing benda tegar tersebut secara berturut-turut
adalah 0,04 m, 0,0556 m, 0,07 m dan 0,115 m. Sehingga diperoleh momen inersia dari
masing-masing benda tegar tersebut berdasarkan analisis data secara matematis
berturut-turut yaitu 0,0004 kg,m², 0,000618272 kg.m², 0,001633 kg.m² dan 0,0033
kg.m². Dan momen inersia yang diperoleh berdasarkan analisis data secara fisis
dari masing-masing benda tegar tersebut secara berturut-turut yaitu 0.000985
kg.m², 0,0019955 kg.m², 0,0020679 kg.m² dan 0,00000001863 kg.m². Jika
dibandingkan momen inersia yang diperoleh secara matematis berbeda dengan momen
inersia yang diperoleh secara fisis dari masing-masing benda tegar tersebut.
Untuk silinder pejal, momen inersia yang diperoleh secara matematis lebih kecil
dibandingkan dengan yang diperoleh secara fisis. Untuk bola pejal, momen
inersia yang diperoleh secara matematis juga lebih kecil dibandingkan dengan
momen inersia yang diperoleh secara fisis. Untuk kerucut pejal, momen inersia
yang diperoleh secara matematis lebih kecil dibandingakan dengan momen inersia
yang diperoleh secara fisis. Sedangkan untuk piringan pejal, momen inersia yang
diperoleh secara matematis jauh lebih besar dibandingkan dengan momen inersia
yang diperoleh secara fisis. Hal ini terjadi karena ternyata yang mempengaruhi
momen inersia bukan hanya massa benda dan jari-jarinya tapi juga besar
simpangan, percepatan gravitasi bumi dan waktu rotasinya.
Sehingga
berdasarkan percobaan yang kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa yang
mempengaruhi momen inersia suatu benda tegar yaitu pusat rotasi, jari-jari rotasi, massa benda, percepatan
gravitasi bumi, besar simpangan dan waktu rotasinya.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Kesimpulan
yang yang dapat kami ambil berdasarkan percobaan yang kami lakukan yaitu bahwa
menentukan momen inersia beberapa benda tegar bisa secara fisis dan secara
matematis. Menentukan momen inersia secara fisis yaitu dengan mengalikan massa
benda, percepatan gravitasi bumi, besar simpangan, jari-jari rotasi dan waktu
rotasi atau periode yang dikuadratkan, kemudian dibagi dengan hasil kali dari
empat phi kuadrat. Dan menentukan momen inersia secara matematis yaitu dengan
menggunakan persamaan momen inersia yang sesuai dengan bentuk benda.
2.
Saran
Saran yang
dapat kami ajukan pada praktikum ini yaitu:
a. Untuk
teman-teman praktikan agar tetap menjaga alat-alat yang ada di laboratorium.
b. Untuk
asisten, saya ucapkan terimakasih atas bimbingannya dan kami suka cara
responnya.
c. Untuk
pengelola lab agar alat-alat yang sudah rusak supaya diganti.
DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 1989. Fisika Dasar 1 Edisi Kelima. Jakarta.
Erlangga.
terima kasih untuk infonya, sangat bermanfaat
BalasHapusIya, semoga bermanfaat untuk kita
BalasHapusterimakasih atas postingannya, artikel ini sangat bermanfaatnya
BalasHapus