Jumat, 26 Juni 2015

penghormatan ilmuwan terhadap WEDA



Pendapat Pengakuan Penghormatan Tokoh/Ilmuwan Dunia Terhadap Agama Hindu, serta Bukti Sains Ilmu Pengetahuan di Kitab Weda (HINDU)
  
1.     Max Muller: Veda akan terus dikagumi dan dihargai selama samudera dan gunung masih ada di atas bumi.
2.  Ralph Waldo Emerson: Veda memuliakan hidup kita. Seluruh filsafat dan ilmu pengetahuan Barat tampak kecil dan tak berarti di hadapan Veda. Seluruh manusia di bumi ini harus kembali ke Veda.
3.  Pall Thema: Veda adalah dokumen mulia, dokumen yang tidak saja bernilai dan menjadi kebanggaan India tetapi bagi seluruh umat manusia, karena di dalamnya kita melihat manusia berupaya untuk mengangkat dirinya di atas keberadaan dunia ini.
4.  Arthur Schoupenhour: Ini meyakinkan orang banyak bahwa Veda adalah abadi dan tidak dapat dijawab oleh manusia dan bahwa Veda berasal dari Brahman, yang adalah penciptanya.
5.  Prof. Heeren: Veda berdiri tegak sendirian dalam kemegahannya sebagai mercusuar cahaya suci bagi gerak maju kemanusiaan.
6.  Lord Morley: Apa yang ditemukan dalam Veda, tidak ada di tempat lain.
7.  Leo Tolstoy: Agama Veda tidak hanya agama yang tertua tapi juga agama yang paling sempurna. Ia menempati posisi pertama dan yang paling utama di antara agama-agama dunia.
8.  Gerald Heard mengatakan, ”Vedanta sangat ilmiah tentang hukum-hukum yang mengatur alam semesta.”
9.  Dr. Kenneth Walker yang menyanjung kebijaksanaan Veda dan mengatakan, ”Vedanta merupakan suatu usaha untuk meringkas seluruh pengetahuan manusia dan membuat manfaat seluruh pengalaman manusia. Pada suatu saat ia adalah agama, pada saat lainnya filsafat dan saat lainnya lagi ilmu pengetahuan.” Dengan kata lain 3 pilar ilmu pengetahuan dunia, terdapat di dalam kitab suci Hindu (Veda) yaitu ontologi, epistemologi dan aksiologi.
10. Sarvepalli Radhakrishnan: Setelah musim dingin selama beberapa abad, kita sekarang berada pada periode kreatif dari agama Hindu. Kita mulai melihat pada agama kita yang telah berusia berabad-abad dengan pandangan mata segar.
11. Albert Enstein: Ketika saya membaca Bhagavad Gita lalu merenungkan tentang bagaimana Tuhan menciptakan jagat raya ini, segala hal lain terasa begitu tidak bermakna.

12. Dr. Arnold Joseph Toynbee: “Sekarang telah menjadi jelas bahwa satu bab yang memiliki awal Barat akan seharusnya memiliki satu akhir India bila dia tidak ingin berakhir dalam penghancuran diri sendiri dari ras manusia. Pada saat yang amat sangat berbahaya dari sejarah manusia, satu-satunya jalan keselamatan adalah jalan kuno Hindu. Di sini kita memiliki sikap dan semangat yang dapat membuat mungkin bagi ras manusia untuk tumbuh bersama dalam satu keluarga tunggal. Jadi sekarang kita berpaling ke India : hadiah spiritual ini, yang membuat manusia (memiliki) kemanusian (that make a man human), masih tetap hidup dalam jiwa-jiwa India. Teruslah memberikan hal ini pada dunia. Tidak ada apapun yang lain yang dapat memberikan demikian banyak untuk membantu ras manusia (mankind) menyelamatkan dirinya dari penghancuran.” (Sejarawan Inggris 1889 – 1975).

Penghormatan Wilhelm von Humboldt kepada Agama Hindu

Wilhelm von Humboldt (1767-1835) adalah menteri pendidikan Prusia, ahli bahasa brilian dan pendiri ilmu linguistik umum. Humboldt mulai belajar bahasa Sansekerta pada tahun 1821 dan sangat tergerak oleh edisi Schlegel tentang Bhagavad Gita, yang mana ia telah mempublikasikan sebuah studi yang sangat luas. Bhagavad Gita membuat kesan yang sangat besar pada Humboldt, yang mengatakan bahwa: “Ini episode Mahabharata yang paling indah, sungguh lagu filosofis hakiki ada dalam setiap kata-katanya yang demikian termashyur ….. bisa jadi itu adalah hal yang paling dalam dan paling mulia yang dimiliki dunia untuk ditunjukkan.”
Setelah membaca Bhagavad Gita, ia menulis surat kepada temannya, negarawan Frederick von Gentz (1764-1832) pada tahun 1827: “Saya membaca puisi India untuk yang pertama kalinya ketika saya masih di negara saya di Silesia, dan ketika melakukan hal itu, saya merasakan rasa syukur yang luar biasa kepada Tuhan karena saya telah diberikan kesempatan hidup untuk berkenalan dengan karya ini. Ia adalah hal yang paling dalam dan paling mulia yang bisa ditemukan di dunia ini.”
Ia bersyukur kepada Tuhan karena telah mengizinkannya hidup cukup lama untuk berkenalan dengan Bhagavad Gita.
Pada tanggal 30 Juni 1825, Humboldt kuliah di Akademi Berlin tentang Pengetahuan pada Gita. Dia menemukan “nenek moyang rohani” dirinya dalam Bhagavad Gita. Apa yang menarik baginya adalah orisinalitas dan kesederhanaannya.
Humboldt belajar bahasa Sansekerta dengan Franz Bopp di London. Bagi Humboldt, bahasa Sansekerta dengan kekayaan bentuk-bentuk gramatikal adalah klimaks dari liku-liku bahasa.
Penghormatan Will Durant kepada Hindu


Will Durant (1885-1981) adalah sejarawan Amerika, yang ingin agar Barat mau belajar dari India, tentang toleransi, kelembutan dan cinta kasih untuk semua makhluk hidup:
“Memang benar yang bahkan dengan menyeberangi rintangan Himalaya India telah mengirimkan karunia kepada kita yang selama ini dipertanyakan seperti tata bahasa, logika, filsafat, fabel, hipnotisme, catur, semua angka dan sistem desimal kita. Tapi ini bukan inti dari jiwanya, itu adalah hal-hal sepele dibandingkan dengan apa yang bisa kita pelajari darinya di masa depan.”
“Mungkin sebagai imbalan atas penaklukan, arogansi dan pembegalan, India akan mengajarkan kepada kita tentang toleransi dan kelembutan dari pikiran yang matang, berisi ketenangan jiwa yang tidak serakah, pemersatu dan cinta kasih yang menenteramkan bagi semua makhluk hidup.”
Dia menyatakan dalam bukunya, The Case for India:
“India adalah tanah air dari ras kita, dan Sanskerta adalah ibu bahasa Eropa: ia adalah ibu dari filosofi kita; ibu, melalui orang-orang Arab, untuk sebagian besar matematika kita; ibu, melalui Buddha, cita-cita yang terkandung dalam agama Kristen; ibu, melalui komunitas negeri, untuk pemerintahan sendiri dan demokrasi. India dalam banyak hal adalah ibu dari kita semua. “Tidak ada yang akan lebih dalam mempermalukan mahasiswa modern dari pada tidak memadainya pengetahuan terhadap India …. Ini adalah India yang sekarang membuka seperti benua intelektual baru untuk pemikiran Barat yang kemarin berpikir peradaban Barat yang eksklusif.”
“Seperti sungai yang mengalir lenyap di laut, kehilangan nama dan bentuk, sehingga seorang yang bijaksana, bebas dari nama dan bentuk, menjadi orang suci yang melampaui segalanya.” Teori kehidupan dan kematian seperti itu tidak akan membesarkan hati orang Barat, yang agamanya diresapi dengan individualisme sebagai lembaga politik dan ekonomi. Tetapi itu telah memenuhi pikiran filosofis Hindu dengan kontinuitas yang menakjubkan.”
Durant merasa bahwa:
“Bahkan di Eropa dan Amerika, teosofi sendu ini telah memenangkan berjuta-juta pengikut, dari perempuan kesepian dan laki-laki kelelahan hingga Schopenhauer dan Emerson. Siapa yang mengira bahwa filsuf besar Amerika dari individualisme akan memberikan ekspresi yang sempurna untuk keyakinan Hindu pada puisi ‘Brahma’nya, bahwasanya individualitas itu adalah sebuah delusi?”
Dia menulis tentang Upanishad, dan bagaimana mereka mulai membangkitkan pemikiran Barat:
“Mereka adalah filsafat dan psikologi tertua bangsa kita; upaya bijak dan sabar yang mengagumkan dari manusia untuk memahami pikiran dan dunia, dan hubungan mereka. Upanishad adalah sama tuanya dengan Homer, dan sama modernnya dengan Kant.”
“Tapi hampir tidak pernah orang Inggris memancang diri mereka di India sebelum edisi dan terjemahan Upanishad mulai menggerakkan pemikiran Barat. Fichte mengandung idealisme dengan cara yang aneh seperti cara yang dimiliki Shankara; Schopenhauer memasukkan Buddhisme, Upanishad dan Vedanta ke filosofinya, dan Schelling, dalam usia tuanya, berpikir Upanishad kebijaksanaan paling sempurna umat manusia. Nietzsche telah tinggal sangat lama bersama Bismark dan Yunani untuk merawat India, tetapi pada akhirnya ia dihargai atas semua gagasan ideal lainnya yang sering muncul tentang pengulangan kekal – sebuah varian dari reinkarnasi.”
Durant benar-benar salah satu sejarawan paling dikenal di dunia, telah mengatakan pada penerapan universal dari paradigma Vedanta.


28 Alasan Stephen Knapp Memilih Menganut Veda
Stephen Knapp mantan Yahudi berkebangsaan Amerika:
1.     Apa yang diajarkan oleh agama Hindu? Peradaban Veda atau agama Hindu modern, adalah satu cara hidup. Ia bukanlah satu ras manusia atau sekedar agama atau keyakinan sektarian. Ia tidak menjadi milik satu ras atau negeri tertentu. Ia adalah satu jalan yang mendukung satu aturan tingkah laku (code of conduct) yang menghargai kedamaian dan kebahagiaan dan keadilan bagi semua orang.
2.    Hindu adalah peradaban tertua di dunia yang tetap hidup.
3.    Veda adalah kitab suci yang tertua dan paling lengkap.
4.    Veda mempunyai filsafat spiritual yang paling maju dan paling sempurna.
5.    Veda memberikan lebih banyak informasi mengenai ilmu pengetahuan tentang kehidupan sesudah mati, karma dan reinkarnasi.
6.    Filosofi Veda menawarkan pemahaman paling lengkap mengenai Tuhan dan dimensi spiritual.
7.    Hindu dan Veda memiliki banyak sabda dan perintah langsung dari Tuhan.
8.    Veda menawarkan bentuk-bentuk Tuhan yang paling indah dan penuh kasih sayang.
9.    Peradaban Veda memiliki guru-guru spiritual terbesar yang dapat anda temukan.
10. Veda menawarkan jalan yang paling langsung kepada realisasi dan pencerahan spiritual pribadi.
11.  Karena Hindu adalah satu jalan yang paling ekspresif, ia juga adalah yang paling memenuhi secara emosional.
12. Hindu, menawarkan satu jalan hidup ilmiah, dari diet, gaya hidup, jadwal harian, dll.
13. Siapapun dalam posisi apapun dapat menjadi seorang Hindu dan mempraktekan dan mendapat manfaat dari pengajaran Veda.
14. Jalan Veda memandang semua agama sebagai benar, atau bagian dari kebenaran yang satu, dan jalan bagi keselamatan.
15. Hindu, tidak menghadirkan Tuhan sebagai Tuhannya orang Hindu, dst.
16. Inilah sebabnya mengapa orang-orang Hindu, pengikut dari jalan Veda, dapat hidup damai dengan orang-orang dari agama lain.
17. Agama Hindu tidak mempunyai konsep jihad, perang suci, perang salib, atau kesyahidan.
18. Pengikut filosofi Veda tidak menjadikan orang lain sebagai target konversi.
19. Agama Hindu menerima bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memilih jalan mereka sendiri menuju pencerahan atau keselamatan.
20.Agama Hindu menawarkan satu Tuhan dan kesadaran universal, jauh melampaui sekedar tradisi lokal.
21. Agama Hindu mendorong kita semua melihat Tuhan dalam semua makhluk.
22.Di dalam Hindu anda dapat mengajukan semua pertanyaan yang anda inginkan tanpa dianggap murtad atau orang yang ragu.
23.Agama Hindu adalah peradaban satu miliar dollar.
24.Veda menawarkan jalan termudah untuk kembali kepada Tuhan.
25.Agama Hindu mengajarkan kesadaran universal daripada kesadaran yang berpusat pada diri sendiri.
26.Agama Hindu mengembangkan kepedulian yang sungguh-sungguh terhadap orang lain.
27.Dengan atau tanpa institusi, agama Hindu menunjukkan dan menyatakan bahwa semua orang mempunyai hubungan pribadi dengan Tuhan.
28.Agama Hindu, membukan pintu makna kehidupan yang sebenarnya.

“Bilamana saya telah membaca bagian-bagian Veda, saya merasa bahwa sebuah cahaya yang aneh dan tidak diketahui menyinari saya. Dengan ajaran yang hebat dari Veda, tanpa ada sentuhan dari sektarian. Ia adalah segala zaman, iklim dan kebangsaan dan adalah jalan yang megah menuju pencapaian dari Pengetahuan Terbaik. Ketika saya membacanya, saya merasa bahwa saya berada di bawah surga yeng berkelap-kelip dari sebuah malam musim panas.”
(source: The Hindu Mind: Fundamentals of Hindu Religion and Philosophy for All Ages – Oleh Bansi Pandit B & V Enterprises 1996. Hal. 307).

         “Apa yang dikutip dari Veda telah saya baca dan bagi saya seperti cahaya dari  seorang bintang yang lebih tinggi dan lebih murni, yang mendeskripsikan jalan yang agung melalui lapisan yang murni. Ia terbit bagi saya seperti bulan penuh setelah bintang-bintang keluar, menyeberang melalui sebuah lapisan di langit.”
(sumber: Commentaries on the Vedas, The Upanishads & the Bhagavad Gita – By Sri Chinmoy Aum Publications. 1996. Hal. 26).

        “Di dunia barat, tidak ada sastra Timur yang lebih sering dikutip daripada Bhagvad-gita, sebab Bhagavad-gita-lah yang paling dicintai”.
Dr. Geddes MacGregor, Emeritus Distinguished Professor of Philosophy, University of Southern California, A.S.

       “Berdasarkan penelitian terbaru ke terhadap sejarah dan kronologi kitab Perjanjian lama, kita menyimpulkan bahwa Rig Veda sebagai buku tertua, tidak hanya dari kemanusiaan Arya tapi seluruh dunia.”
Rev. Morris Phillip

         “Umat Manusia bersama-sama dengan semua ilmu sains harus berasal dari atap dunia, yaitu Himalaya”
Immanuel Kant (German philosopher)

        “Bagaimana mungkin orang-orang Hindu bisa mengetahui ini semua pada 6.000 tahun yang lalu, dimana para ilmuwan hanya menemukannya baru-baru ini menggunakan peralatan canggih yang tidak ada pada waktu itu? Konsep-konsep tersebut hanya ditemukan baru-baru ini”
Dr. Kevin Hurley of the University of California at Berkeley


       “Pengetahuan kami terkini dari sistem saraf cocok dan akurat dengan deskripsi internal tubuh manusia yang terdapat dalam Veda. Kemudian muncul pertanyaan apakah Weda adalah benar-benar buku agama atau buku-buku tentang anatomi sistem saraf dan kedokteran. “
Rele (Jewish writer)

       “Saya percaya bahwa Hindu adalah terlalu berharga bagi kemanusiaan, dan buku suci India berisi terlalu banyak pengetahuan berharga dan unik yang tidak akan terlupakan. Ini keyakinan saya yang mendalam bahwa tanpa India dunia akan tenggelam dalam kegelapan rohani dan kebodohan. “
Alexander Zinovieu (Russian sociologist)

       “Mereka adalah astronom Hindu yang sangat maju saat 6000 SM. Veda berisi penjelasan tentang dimensi Bumi, Matahari, Bulan, Planet dan Galaksi “
Emmelien Plumret

       “Tidak perlu diragukan lagi bahwa para imam dari Mesir dan orang bijak Yunani telah diambil langsung dari sumur asli dari India.”
Friedrich Mejer (English statesman)

       “… Sistem astronomi Hindu yang jauh lebih tua, dari mana orang Mesir, Yunani, Roma dan -. Bahkan pengetahuan orang-orang Yahudi berasal dari Hindu”
Jean Sylvian Belly, French astronomer

       “Akses ke Veda adalah hak istimewa terbesar abad ini dapat mengklaim atas semua abad sebelumnya.”
Julius Robert Openheimer, American Nuclear Physicist

       “Kita semua telah mendengar dan membaca tentang agama kuno di India. Ini adalah tanah Veda yang agung, karya-karya paling luar biasa tidak hanya berisi cita-cita agama untuk kehidupan yang sempurna, tetapi juga fakta-fakta yang semua ilmu pengetahuan sejak itu terbukti benar; Listrik, Radium, Elektron, Airships, semua tampaknya harus diketahui oleh pelihat yang menemukan Veda “
Mrs Wheeler Willax

      
       “Fakta yang mengagumkan. Wahyu Hindu (Veda) adalah dari semua wahyu, satu-satunya yang gagasannya adalah dalam keselarasan sempurna dengan ilmu pengetahuan modern. “
Joccolliot, the famous writer of the West

       “Hindu adalah satu-satunya agama di mana skala waktu sesuai bagi kosmologi ilmiah modern. Literatur Hindu adalah hasil pekerjaan Genius “
Dr Steinn Sigurdsson, Pennsylvania State University

       “Tampaknya bahwa para penulis Veda dan Purana datang dari masa depan untuk memberikan pengetahuan. Karya-karya orang bijak Arya Kuno adalah pemikiran yang luar biasa. Tidak ada keraguan bahwa Purana dan Veda adalah wahyu Tuhan “
Scott Sandford, Ilmuwan Antariksa, NASA

       “Setelah studi empat puluh tahun dan lebih dari agama-agama besar dunia..
Saya menemukan ada begitu sempurna, tidak ada yang lebih ilmiah, tidak ada yang lebih filosofis dan tidak ada yang lebih spiritual daripada agama besar yang dikenal dengan nama Hindu. “
Annie Wood Beasant, British theosophical society

Demikianlah kutipan pujian beberapa pendapat tokoh / ilmuwan dunia terhadap Kitab Suci Weda, India, Agama Hindu.



















Pustaka Hindu kuno,  memperkirakan Hari Brahma, jangka hidup dari alam semesta kita, menjadi 4.32 milyar tahun. Angka ini dekat dengan perkiraan para astronom kita,  yang menghitungnya menjadi sekitar 4.6 milyar tahun.”
Dr. Carl Sagan ahli astronomi AS terkenal, di dalam bukunya, Cosmos (1980) menjelaskan: “Agama Hindu   adalah satu-satunya agama besar dunia yang mengatakan bahwa Alam Semesta mengalami kelahiran dan kematian tak terukur, tak terbatas. Ia  adalah satu-satunya agama di  mana skala waktunya sesuai dengan skala waktu kosmologi ilmiah modern. Siklusnya berjalan dari hari siang dan malam biasa kita ke suatu siang dan malam Brahma, 8.64 milyar tahun panjangnya. Lebih panjang dibanding usia Bumi atau Matahari dan sekitar separuh waktu sejak Dentuman Besar (Big Bang). Dan masih ada banyak skala waktu yang lebih panjang.”
Suatu ketika Dr. Carl Sagan, melakukan show di sebuah TV di Amerika. Dengan bantuan animasi dan simulasi komputer, Mr. Sagan mempresentasikan semua teori yang dikemukakan oleh Para ahli fisika astronomi saat ini. Dijelaskannya tentang panjang gelombang cahaya galaxy yang terus bertambah, alam semesta mengembang, teori Big Bang, efek Dopler, dan sebagainya. Para pemirsa terkejut, ketika menjelang akhir acaranya Mr. Sagan terlihat berada di India, berdiri di depan sebuah Temple Krishna yang telah berusia ribuan tahun. Mr. Sagan berkata “Para ilmuwan menemukan semua teori yang telah saya paparkan tadi tahun-tahun akhir ini saja, sedangkan di sini, di India, orang sudah mengetahui informasi itu sejak ribuan tahun yang lalu, dari kitab-kitab Weda…” (Danavir Gosvarni, 2002).
Ketika aku membaca Bhagavad-Gita dan merenung tentang bagaimana Tuhan menciptakan alam semesta ini yang lainnya nampak begitu tidak bermakna.”
“Kita berhutang   banyak kepada orang India yang mengajarkan kita bagaimana   menghitung, tanpa itu penemuan yang bermanfaat ilmiah tidak mungkin dilakukan.” Albert Einstein
“Setelah perbincangan tentang Filosofi India, beberapa ide mengenai Fisika Quantum yang tampaknya gila tiba-tiba menjadi lebih masuk akal.” W. Heisenberg (Ahli fisika Jerman, 1901-1976)
“Vedanta dan Sankhya memegang kunci proses hukum-hukum pikiran yang berhubungan dengan Bidang Quantum. Seperti operasi dan distribusi partikel-partikel pada level atom dan molekul.”  Prof. Brian David Josephson (1940 – ) Ahli Fisika Wales, penerima Nobel termuda
Sumber : A Tribute to Hinduism
Semua kitab-kitab Veda menggunakan bahasa yang Ilmiah. Kenapa disebut bahasa yang ilmiah? Veda menggunakan bahasa Sansekerta. Menurut penelitian NASA (Badan Antariksa Amerika) dalam majalah AI (Artificial Intelligence) yang diterbitkan pada musim semi 1985 hasil penelitian Rick Briggs, Bahasa Sansekerta adalah satu-satunya bahasa yang bisa diterjemahkan secara langsung ke dalam bahasa pemrograman komputer.
Ilmuwan NASA telah membuktikan bahwa Sansekerta adalah satu-satunya bahasa yang dapat mengekspresikan setiap kondisi yang ada di alam semesta dengan jelas. Dengan struktur bahasa yang sempurna, Bahasa Sansekerta dapat dan telah digunakan sebagai Bahasa Kecerdasan Buatan, Artificial Intelligence.
“Seperti yang akan kita lihat, ada bahasa yang digunakan di kalangan komunitas ilmiah kuno yang memiliki penyimpangan nol. Bahasa ini adalah bahasa Sansekerta. ”  Rick Briggs (NASA)

Berikut ini adalah beberapa diantara banyak bukti adanya sains dan ilmu pengetahuan yang terdapat di Kitab-Kitab Agama Hindu yaitu Veda.
ALAM SEMESTA
Tuhan Yang maha Esa dan Maha Besar adalah Brahman, Dewa Wisnu adalah personifikasi Brahman tertinggi.

Ilustrasi : Setiap satu alam semesta yang berbentuk bulat telur, terdiri dari banyak Galaksi, satu Dewa Brahma.
Kāranodakaśāyi Vishnu (Mahā Vishnu): Wisnu yang berbaring dalam lautan penyebab dan Beliau menghembuskan banyak alam semesta. Lautan penyebab (Causal Ocean / Lautan Energi) adalah energi eksternal Tuhan. Sesuai dengan teori fisika terkini dimana energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Jadi dari setiap “pori-pori” Kāranodakaśāyi Visnu muncullah Garbhodakaśāyī Visnu yang memunculkan sebuah alam semesta. Dari 1 “pori-pori” memunculkan 1 alam semesta yang terdiri dari jutaan galaksi. Garbhodakaśāyī Visnu dan Dewa Brahma ada di tiap-tiap alam semesta.

Brahma Samhita Sloka 13
Benih-benih transendental (anti materi) Sankarsana muncul dari “pori-pori kulit” Maha Visnu dalam bentuk telur emas yang tak terhitung jumlahnya sambil maha-Visnu “berbaring” di lautan penyebab, semua telur tersebut tetap tertutupi oleh unsur material besar.

Secara Ilmiah munculnya alam semesta dari “pori-pori Tuhan” dalam wujud Kāranodakaśāyi Visnu ini merupakan area tempat terjadinya perubahan dari Energi menjadi Materi (penciptaan alam semesta materi), yang merupakan kebalikan dari Pralaya dimana materi berubah menjadi energi (peleburan).
Itulah maka Veda tidak menggunakan istilah kiamat tetapi peleburan, karena semata-mata hanyalah peleburan dari materi menjadi energi (“tenaga”). Ada beberapa tahap Pralaya yang skala waktunya mulai 4,3 milyar tahun (1 hari siang Brahma) sampai 311 triliun tahun bumi (akhir hidup Dewa Brahma). Alam semesta ini sedang berada di tahun ke – 51 Brahma atau 155 triliun tahun Bumi setelah Brahma lahir. Setelah Brahma melewati usia ke – 100, siklus baru dimulai lagi, segala ciptaan yang sudah dimusnahkan diciptakan kembali, begitu seterusnya.

Bhagavad-Gita 9.7
Wahai putera Kunti, pada akhir jaman, semua manifestasi material masuk ke dalam tenaga-Ku, dan pada awal jaman lain, Aku menciptakannya sekali lagi dengan kekuatan-Ku.

Bhagavad-gita 9.10
Alam material ini, salah satu di antara tenaga-tenaga-Ku, bekerja di bawah perintah-Ku, dan menghasilkan semua makhluk baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak, wahai putera Kunti. Di bawah hukum-hukum alam material, manifestasi ini diciptakan dan dilebur berulang kali.

Śrīmad Bhāgavatam 5.18.31
Ya Tuhan, manifestasi kosmik yang terlihat ini adalah demonstrasi energi kreatif Anda sendiri. Karena bentuk-bentuk yang tak terhitung jumlahnya dalam bentuk manifestasi kosmik hanyalah sebuah layar energi eksternal Anda semata.

Dalam kitab Purana dan Upanisad digambarkan bahwa alam semesta terbentuk secara bertahap dan berevolusi. Penciptaan alam semesta dalam kitab Upanisad diuraikan seperti laba-laba memintal benangnya tahap demi tahap.

“Akhirnya kita sampai pada kesimpulan bahwa alam semesta ini menyerupai sebutir telur akan tetapi informasi ini telah terdapat pada literature Hindu.”

(Alan Kogut, NASA)


FISIKA, PLANET, MATAHARI, GALAKSI

Rgveda II.72.4
“Aditer dakso ajayata, daksad uaditih pari”.
Artinya : Dari aditi (materi) asalnya daksa (energi) dan dari daksa (energi) asalnya aditi (materi). Ternyata teori yang mencengangkan ini telah tersurat di Veda. E=m.c2 Albert Einstein ternyata bukan hal yang baru dalam ilmu pengetahuan Veda.

Rgveda II,11.20
“Avartayat suryo na cakram”
Artinya: Matahari berputar seperti sebuah roda pada sumbunya.

Atharwa Weda XII.1.37
“Ya apa sarpam vijamana vimrgvari”
Artinya: Bumi bergerak berotasi dan bertranslasi

Yajur Weda III.6
“Ayam gauh prsnir akramid,asadan mataram purah,pitaram caprayam svah”
Artinya: Bumi yang berbintik-bintik ini ada dan berputar dilangit seperti seorang ibu, ia berjalan mengelilingi matahari sebagai seorang ayah.
Dari sloka tersebut terlihat bahwa selain berotasi atau berputar pada porosnya, bumi juga berevolusi mengelilingi matahari, dari pernyataan ini sangat erat dengan teori heliosentris yang menyatakan bahwa pusat alam semesta adalah matahari. Dan diperjelas lagi oleh kitab Atharwa Weda mengenai pergerakan Bumi. Dalam kitab ini pun juga menjelaskan bahwa bagaimana bumi dapat bertahan di dalam angkasa raya karena gaya tarik-menarik yang lebih superior, ini dalam ilmu fisika telah dijelaskan oleh Newton melalui teori Gravitasi yang sudah dipaparkan di atas.

Atharvaveda XIX.7.1
“Citrani sakam divi rocanani sarisrpani bhuvane javani”
Artinya: Semua konstelasi perbintangan yang bercahya ini berputar sangat kencang.

Atharwa Weda VI.106.3
“Suryasya rasmasyah para patanti asumat”
Artinya: sinar matahari terpancar dengan dengan kecepatan sangat tinggi. Penjelasan : kecepatan cahaya matahari adalah 2,99793 x 108 m/det.
Yajurveda IX:3
“Apam rasam udvayasam surye santam samahitam, apam rasasya yo rasah”
Artinya: intisari yang paling halus yang membentuk air ada di matahari. Penjelasan : Matahari sesungguhnya adalah bola gas yang berpijar, dengan komponen utama gas hindrogen dan helium. Hidrogen (H2) dapat bereaksi dengan oksigen (O2) menghasilkan air (H2O). Reaksinya 2H2(g) + O2 (g)a 2 H2O(l).

Atharvaveda XIV.1.2
“Somena aditya balinah”
Artinya: matahari menghasilkan energi dari soma ( hiderogen). Penjelasan : Di Matahari secara terus menerus terjadi reaksi fusi ( penggabungan) inti-inti atom hydrogen menjadi inti atom helium. Reaksi tersebut disertai dengan pelepasan energi yang sangat besar.

Yajurveda XVIII.40
“Susunah suryarasmis candrama-gandharvah”
Artinya: sinar matahari yang disebut susumna, menerangi bulan.

Regveda II.27.4
“Dharayanta adityaso jagat stha”
Sinar matahari menopang seluruh alam semesta. Penjelasan : Sinar matahari menopang melalui energi radiasi  yang dikandungnya. Sebagai contoh, Bumi menerima supply energi dari matahari sebesar 1,73 x 1017 joule per detik. Energi sebesar itu hanya seperlima puluh milyar dari seluruh energi yang dipancarkan matahari. Mengingat demikian pentingnya energi matahari , maka matahari disebut sebagai sumber energi pertama dan utama bagi kehidupan di Bumi.

Rig Veda [1.103.2], [1.115.4] dan [5.81.2]: Efek Gravitasi matahari membuat bumi stabil.

Rig Veda [10.189.1]: Bulan ini, menjadi satelit bumi, berputar di planet Ibunya (Bumi) dan mengikutinya ber-revolusinya mengitari Matahari, ayah planet yang bercahaya sendiri.

Rig Veda [1.169.9], [1.190.7]: Bumi berputar dan mengitari Matahari seperti anak sapi mengikuti Induknya.
Rig Veda [1.164.2]: Garis edar bulat lonjong yang dilalui oleh benda angkasa adalah kekal dan tidak berkurang
Rig Veda [1.164.29]: perputaran bumi tidak berkurang dan bumi terus berputar pada sumbunya
Sama Veda [121]: Matahari tidak pernah terbenam ataupun terbit karena bumi yang berotasi
Rig VedaXXX. IV. V : Bentuk Bumi adalah seperti oblate spheroid (bulat pepat).
Markandeya Purana 54,12 : Bumi diratakan/dimampatkan di kutub (bulat pepat).

Brahmana Aitareya (3.44) : “Matahari tidak pernah tenggelam ataupun terbit. Ketika orang berpikir Matahari tenggelam tapi tidaklah demikian. Setelah tiba di penghujung hari, matahari membuat dirinya menghasilkan dua efek yang berlawanan, menghasilkan malam hari untuk apa yang di belahan bawah dansiang hari di belahan lainnya. Setelah sampai di penghujung malam, matahari membuat dirinya menghasilkan dua efek yang berlawanan, menghasilkan siang hari di belahan bawah dan malam hari di belahan lainnya. Pada kenyataannya, Matahari tidak pernah tenggelam.”

Shrimad Bhagwatam: “Setelah pembentukan planet bumi, Brahma menciptakan atmosfer dalam tujuh kelompok, dari formasi tersebut lautan menjadi ada, dan bentuk kehidupan pertama muncul di planet Bumi. Atmosfer diciptakan untuk melindungi kulit Bumi”

Rig Veda 10.149.1 : “Matahari mengikat Bumi dan planet-planet lain melalui daya tarik dan menggerakkan di sekitar dirinya bagaikan seorang pelatih memegang kendali kuda dan bergerak mengelilinginya.” (Gravitasi)

Shrimad Bhagwatam 5.23.5:Bentuk dari çiçumära memiliki kepala ke bawah dan melingkar tubuhnya. Di ujung ekornya adalah planet dari Dhruva, pada tubuh ekornya adalah planet-planet dari Prajapati dewa, Agni, Indra dan Dharma, dan di dasar ekornya adalah planet-planet dari Dhätä demigods dan Vidhätä. Dimana pinggul mungkin pada çiçumära adalah tujuh orang bijak suci seperti Vasiñöha dan Aìgirä. Tubuh melingkar dari Çiçumära-cakra berubah ke arah sisi kanan, di mana empat belas rasi bintang dari Abhijit untuk Punarvasu berada. Pada sisi kiri adalah empat belas bintang dari Punya untuk Uttaräñäòhä. Jadi tubuhnya yang seimbang karena sisi-sisinya ditempati oleh jumlah yang sama bintang. Di belakang çiçumära adalah kelompok bintang yang dikenal sebagai Ajavéthé, dan di perut adalah seperti sungai Gangga yang mengalir di langit (Milky Way) [Galaksi Bima Sakti].

KIMIA, BIOLOGI
Atharvaveda III.13.5
“Agnisomau bibhrati apa it tah”
Air terbentuk dari Agni ( oksigen ) dan soma ( hidrogen)

Rgveda VIII. 72.16
“Adhuksat pipyusim isam urjam, suryasya sapta rasmibhih”
Tumbuh-tumbuhan memperoleh energi dari cahaya matahari. Penjelasan : Tumbuhan dapat mengubah air dan gas karbondioksida menjadi gula dan gas oksigen dengan adanya zat hijau daun (klorofil) dan bantuan sinar matahari (sinar biru dan sinar merah). Hal tersebut terjadi melalui proses fotosintesis.

Samaveda 1824
“Tam it samanam vaninas ca virudho-antarvatis ca suvate ca vivaha”
Tumbuh-tumbuhan memancarkan udara vital yang dinamakan samana (oksigen) secara teratur. Penjelasannya: Oksigen (O2) merupakan hasil samping reaksi fotosintesis yang sangat bermanfaat bagi kehidupan, termasuk untuk pernafasan.

Atharvaveda VIII.7.10
“Ugra ya visa-dhusanih osadhih”
Tumbuh-tumbuhan menghancurkan pengaruh atmosfir yang beracun.

Yajuveda :6.22
“Ma po mo sadhir himsih”
Jangan mencemari air dan jangan menebang pohon.

Yajurveda V.43
“Dyam ma lekhir,anariksam ma himsih”
Jangan mengganggu langit dan mencemari atmosfir.









ILMU PENGOBATAN – AYUR VEDIC
Pada halaman 360-70 dari buku World Vedic Heritage, Mr. Oak menyajikan sebuah daftar perbandingan kata-kata antara bahasa Inggris dan Sanskrit. Ini memperlihatkan seberapa banyak kebudayaan barat berasal dari pengetahuan Vedic/Sanskrit di bidang pengobatan begitu juga berapa banyak kata-kata Sanskrit telah diambil ke dalam bahasa Inggris.
English ================> Sanskrit
fever =================> jwar, kemudian menjadi jever, kemudian fever
entrails ================> antral
nasal or nose ============> naas
herpes ================> serpes
gland ==================> granthi
drip, drop, drops ==========> drups
hydrocephalus ============> andra-kapaalas (otak/kepala ber-uap air)
hiccups ================> hicca
muscle =================> mausal (gemuk)
malign, malignant =========> mallen
osteomalacia ============> asthi-malashay (kontaminasi tulang)
dyspepsia ==============> dush-pachanashay (pencernaan tidak baik)
surgeon ================> salya-jan (pemakaian peralatan tajam)
fertility ================> falati-lti (menghasilkan buah)
anesthesia ==============> anasthashayee (terbaring tidak sadarkan diri)
homeopathy =============> Samaeo-pathy (treatment parallel terhadap symptom)
allopathy ===============> alag-pathy (treatment yang berbeda dengan symptom)

Dalam buku World Vedic Heritage karya Mr. P.N. Oak menjelaskan : “Apabila kita menyimak lebih dekat tentang terminologi-terminologi allopathi, apakah itu jenis-jenis penyakit, organ-organ fisik, symptom, rehabilitasi, atau peralatannya ternyata bahwa semua itu didasarkan kepada Ayurveda karena semasa dunia masih bersatu di bawah naungan Administrasi Veda hanya ada Ayurveda yang merupakan satu-satunya sistem pengobatan yang dipakai di seluruh dunia.





MATEMATIKA
Asal angka adalah dari India. Angka telah digunakan oleh orang India didalam acuan Matematika mereka pada abad ke-VI. Sistem nomor ini menyebar dari India ke Arab dan dari sana menyebar ke Eropa pada abad ke-XII.
Penemuan sistem angka yang modern memiliki nomor berkisar antara 1-9, dan konsep nol (angka nol) telah diakreditasikan terhadap India, simbol 0 berasal dari India. Angka ini telah digunakan dalam astronomi Hindu dan acuan Matematika seperti “Bhakhsali” (300 Masehi), “AryaBhata” (500 M) dan “Panch Sidhantica” (600 M).

Istilah sinus berasal dari India. Dipopulerkan oleh matematikawan dan astronom Aryabhata yang berarti setengah nada, ”ardha-jya” sebelum terus diubah sampai Gerard dari Cremona yang mengalihbahasakan Almagest (ingat: Ptolemy) pada penghujung abad 12, mengganti kata di atas ke dalam bahasa Latin yang artinya lebih-kurang sama, yaitu sinus. Dan adalah Aryabhatta  yang menghitung “phi” sebesar 3,1416. Banyak metode matematika tersebut bertebaran di dalam naskah-naskah seperti Shatapatha Brahmana, Baudhayanasutra, dll.
Sebagaimana dilaporkan dalam Indian Studies in Honor of Charles Rockwell (Harvad University Press, Cambridge, MA Edited by W.E. Clark, 1929), Sebokht menulis bahwa penemuan-penemuan bangsa India dalam bidang astronomi lebih jenius dibandingkan dengan bangsa Yunani atau Babylonia, dan sistem angka (decimal) mereka lebih unggul. (N.S. Rajaram, p.157, 1995)
Penemu pertama Calculus modern adalah orang India bernama Bhaskaracarya, dimana orang-orang mengira itu merupakan kontribusi dari Newton atau Liebnitz. Penggunaan aljabar, trigonometri, kwadrat dan akar pangkat tiga juga pertama kali dimulai di India.
Aryabhatta (497 A.D.) yang menghitung “phi” sebesar 3,1416. Banyak metode matematika tersebut bertebaran di dalam naskah-naskah seperti Shatapatha Brahmana, Baudhayanasutra, dll.
Prof. R.G. Rawlinson menyatakan, “Hampir semua teori, kepercayaan, filsafat, dan matematika, yang diajarkan oleh Pythagoras sudah dikenal di India pada abad keenam B.C”.

Demikianlah sebagian kecil hal yang diungkapkan di dalam kitab suci Weda yang ilmiah, Kitab Suci Agama Hindu yang menjabarkan sains atau ilmu pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan modern saat ini.


7 komentar:

  1. OM SANTI KEMANA YA TELOLET OM
    FUCK,ILMUAN JELEK INDIA KALAH JAUH SAMA ILMUWAN MUSLIM ,BANGSA PENYEMBAH SAPI EMOOO..EMOOOO..,JANGAN MEMBUNUH SAPI KARENA KENDARAAN WISNU,FUCCKKK

    BalasHapus
    Balasan
    1. Maf mas, orang luar hindu aja kagum sama weda, gak seperti ilmuan muslim banggakan kitab sendiri, beda ma hindu non hindu aja mengagumi.... Mikir mas

      Hapus
  2. Apapun agama yang kita anut, kita percaya pada Satu Tuhan yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
    Perbedaan diciptakan agar kita bisa saling menghargai, bukan hanya kepada sesama manusia tapi kepada seluruh ciptaan Tuhan yang ada di alam semesta ini.
    Hidup damai sungguhlah indah dengan prinsip TAT TWAM ASI & WASUDEWA KUNTHUMBAKAM (semua yang ada di dunia ini adalah satu keluarga) jadi kita harus saling mengasihi.

    BalasHapus
  3. OM SWASTYASTU,

    Nama saya I Ketut Donder, pengajar di Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar; kebetulan saja saya selesai S3 di India. Saya sangat mengapresiasi tulisan pada blok saudara Sri Ayu Ningsih (SAN). Memang tidak banyak yang tahu bahwa berapa banyak ilmu pengetahuan Hindu dimaling oleh para penjajah negeri India. Hal itu bisa dibaca pada buku The History of Matemathic; dan buku The True History and the Religion of India. Saudari jangan kecewa jika ada yang menghina, karena mereka yang menghina belum tahu; kalau mereka tahu apalagi ilmuwan tidak bakalan menghina siapa saja.

    Banyak yang tidak tahu saat Einstein mempertanyakan unsur kelima, selain udara, api, air dan tanah. Kemudian Eiensten bertemu seorang ilmuwan India asal Calcutta, Chandra Bose, kemudian ditemukan nama unsur kelima itu yang diberi nama Kondensat Atom Bose Einstein disingkat (KBE). Jarang yang tahu hal ini.

    Saya copy tulisan saudari untuk mengisi kekosongan infornasi.

    Om Shanti-shanti shanti.

    Hormat saya

    I KETUT DONDER

    BalasHapus
  4. Ulasan yang bagus dan sangat membantu untuk kembali melihat ke masa lalu. Hindu itu Hebat

    BalasHapus
  5. Hindu adalah ibu dari agama - agama di dunia...jika anak2 mereka berkelahi, sudah seharusnya bertanya pada ibunya..bukan untuk di adili, tetapi diberi pemahaman yg benar.

    BalasHapus